Internasional

Lomba Esai Perdana PPI Tunisia Berhasil Menghimpun 241 Karya Tulis se-Dunia

Oleh : hendro - Kamis, 04/04/2019 21:50 WIB

Rio Ferdinand, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia berhasil membawa esainya menjadi juara pertama, dengan judul "Wirausahawan Digital: Tulang Punggung Indonesia Emas 2045".

Tunisia, INDONEWS.ID - PPI Tunisia bekerja sama dengan KBRI Tunis sukses menyelenggarakan lomba esai nasional 2019. Lomba yang bertemakan "Perubahan Dunia Dalam Genggaman Pemuda Bangsa" ini dimulai dari tgl 18 Februari hingga 2 April 2019 sukses menarik perhatian mahasiswa Indonesia di seluruh dunia.

Dalam rangka meningkatkan peran pemuda dan diaspora Indonesia melalui lomba esai 2019 ini para peserta yang mendaftarkan dirinya dalam perlombaan tercatat sebanyak 717 peserta namun hanya 241 esai yang terkumpul dari 115 perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. 

Adapun juri dalam perlombaan ini yang pertama Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti selaku Duta Besar RI untuk Tunisia dan Muammar Kadafi, Lc., MA selaku Konsultan Web di Puslitbang Pendidikan Agama & Keagamaan Kemenag RI. 

Durasi waktu penilaian juri berlangsung selama kurang lebih 20 hari dan menghasilkan 3 pemenang dengan esai terbaik berdasarkan penilaian dari kedua juri.

Rio Ferdinand, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia berhasil membawa esainya menjadi juara pertama, dengan judul "Wirausahawan Digital: Tulang Punggung Indonesia Emas 2045".

Sedangkan Mahmud Yunus, universitas Pendidikan Internasional, Nanjing China berhasil menjadi juara kedua dengan esainya "Generasi Milenial: Sang Pelopor Perubahan, Sang Pahlawan di Era Digital".

"Jujur, ini lomba esai pertama saya, gak nyangka bisa jadi juara, gak sia-sia ngerjain sampai tengah malem, diskusi bareng temen-temen tentang opini mereka, sampe minta beberapa guru untuk bantu revisi, 
intinya terima kasih banyak untuk PPI Tunisia, lomba ini udah jadi pengalaman hebat bagi saya, salam dari China xie xie." ungkap mahmud.

Tak kalah menariknya, esai dengan judul "Inovasi Boneka Edukatif Untuk Memperkenalkan Kekayaan Lokal Indonesia Kepada Anak-anak" berhasil membawa siski Andini Sukowati, mahasiswi IPB menjadi juara ketiga.

"Seneng bisa menjadi peserta sekaligus pemenang dalam lomba esaay ini karena dengan membuat essay saya sendiri jadi terpacu untuk lebih banyak membaca berbagai sumber referensi, padahal awalnya males kalau baca-baca jurnal. Bagus juga kak karena temanya juga sesuai dengan kondisi dunia saat ini yang sedang berkembang pesatnya era 4.0." Kesan Siski saat diwawancarai.

Kriteria penilaian telah ditentukan oleh panitia yang mencakup kesesuaian tema 20%, ide gagasan 30%, argumentasi 30% dan penulisan 20%.

Dubes RI untuk Tunisia menyampaikan, Kegiatan ini sangat bagus untuk memacu anak-anak muda dan mahasiswa untuk menulis dan memikirkam masa depan negara dan bangsanya di kancah pertarungan ekonomi internasional yang semakin dahsyat. 

"Gagasan-gagasan dalam tulisan esai buat saya merupakan suatu gagasan yang menarik. Ada gagasan yang bisa dikatakan sesuatu yang tidak baru tapi menarik, tapi ada juga gagasan yang unik seperti ada seorang penulis yang menulis mengenai mengapa tidak hewan hewan lokal yang ada di Indonesia kemudian dijadikan boneka merchandise yang bisa mendunia,? mengapa kisah fabel di Indonesia tidak dijadikan kisah kisah dunia bukan hanya anak anak di Indonesia saja. Seperti kisah si kancil,  dan ini saya pikir suatu yang sangat baik bagus dan selain itu, bagaimana star-up itu, kita tidak hanya bicara tentang pasar dalam negeri Indonesia saja tapi internasional dan unicorn di Indonesia bukan hanya disuntik oleh perusahaan asing. tapi bisa juga produk Indonesia itu mendunia, karena kita tahu perdagangan melalui online itu merupakan perdagangan tanpa batas." Lanjut Prof. Ikrar

Prof. Ikrar juga berpesan, agar Indonesia bukan hanya menjadi pasar tapi juga menjadi produsen dari barang-barang Indonesia yang mendunia seperti dalam bentuk film pendek, cerita pendek marchandase seperti boneka atau gambar atau apapun yang bisa digunakan oleh perusahaan Internasional utk perusahaan mereka.

Muammar Kadafi mengapresiasi panitia perlombaan ini, yang merupakan kali pertama PPI Tunisia mengadakan lomba esai dalam lingkup yang lebih luas. Ia juga berpesan kepada peserta kalau tulisan mereka tidak boleh berhenti sampai di sana akan tetapi harus diaplikasikan dalam kehidupan dibawa ke tempat-tempat yang bisa mewujudkan ide dan gagasan tersebut hingga menjadi nyata.

"Penting untuk diingat kalau menulis merupakan salah satu bukti konkrit dalam membangun peradaban khususnya di era digital ini oleh sebab itu para pemenang lomba ini dan seluruh peserta yang mengikuti lomba jangan berhenti sampai di sini, akan tetapi harus mewujudkannya dalam bukti nyata yang bisa dirasakan dalam kehidupan," Ucap Kadafi setelah dihubungi Panitia Esai.

Lomba esai nasional ini berakhir dengan memberikan hadiah kepada para pemenang berupa uang pembinaan dan e-sertifikat juara. Selain itu panitia menyiapkan e-sertifikat partisipasi bagi 241 peserta.

"jadi panitia lomba esai ini asik, seru. Dengan adanya esai kita juga jadi ikut membaca dan menambah pengetahuan kita. Semoga kedepannya untuk lebih dipersiapkan agar lebih matang segala aspeknya." Ujar Ilma, Panitia lomba esai

Penulis : Mariam Ulpah

Artikel Terkait