Daerah

Isu Pertanian Menjadi Perhatian Pemerintahan Jokowi, Kemenlu Perkuat Diplomasi

Oleh : Syailendra - Senin, 08/04/2019 10:40 WIB

Sebagai negara dengan 24 juta petani skala kecil, isu pertanian merupakan salah satu isu utama yang menjadi perhatian Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. (Foto: Istimewa)

Indonews.id - Sebagai negara dengan 24 juta petani skala kecil, isu pertanian merupakan salah satu isu utama yang menjadi perhatian Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Menyadari pentingnya diplomasi membumi yang berdampak langsung kepada masyarakat, Kementerian Luar Negeri memperkuat diplomasi pertanian Indonesia melalui penyelenggaraan konferensi yang fokus kepada pertanian keluarga dan pertanian skala kecil.

Kementerian Luar Negeri didukung oleh Kementerian Pertanian dan Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations menyelenggarakan Regional Conference on Strengthening Southeast Asias Food Security, Nutrition, and Farmers Welfare through UN Decade of Family Farming di Jakarta, Indonesia.

Pelaksanaan konferensi ini menunjukkan kepemimpinan Indonesia dan merupakan inisiatif Indonesia dalam melaksanakan resolusi Majelis Umum PBB no 72/239 2017 tentang UN Decade on Family Farming (2019-2028) yang menekankan peran penting family farmers sebagai salah satu key leaders dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Konferensi diikuti oleh para pejabat tinggi yang menangani 3 bidang utama, yaitu ketahanan pangan, nutrisi dan kesejahteraan petani, yang berasal dari ASEAN, Jepang, Korea Selatan dan Timor Leste. Serta turut dihadiri perwakilan dari organisasi internasional dan para pemangku kepentingan nasional.

Selain negara-negara di atas, perwakilan dari Badan-badan PBB di bidang pangan juga hadir, yaitu Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), World Food Programme, dan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Konferensi ini dihadiri oleh dua pejabat tingkat Menteri, yaitu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo, dan juga Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir.

Selain itu, konferensi juga dihadiri oleh Asisten Direktur FAO Tingkat Regional Wilayah Asia dan Pasifik Kundhavi Kadiresan, mantan Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, serta Sekretaris Jenderal AFA, Estrella A. Penunia.

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menyebutkan jumlah keluarga petani di Indonesia mencapai hampir setengah dari total populasi dengan mayoritas memiliki kurang dari 1 hektar lahan.

Meskipun Indonesia memiliki iklim agrikultur yang baik, menurut Mentan, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi.

“Salah satu dari tantangan yang muncul adalah dibutuhkannya kreativitas untuk mennciptakan solusi berkelanjutan untuk peningkatan ketahanan pangan, nutrisi dan kesejateraan petani,” ujar Mentan dalam keterangan resminya.

Dalam skema nasional dan kawasan, lanjut Mentan, Pemerintah Indonesia akan dan selalu berkomitmen dalam mencapai, menjaga dan meningkatkan keamanan pangan dan nutrisi, serta memastikan kesejahteraan petani baik dalam skala nasional maupun kawasan, antara lain melalui mekanisme Kerja Sama Selatan Selatan dan Triangular (SSTC).

Pada kesempatan yang sama, Wamenlu Fachir menekankan agar tidak melupakan peran perempuan dan pemuda dalam menjaga ketahanan pangan.

Di banyak negara berkembang, sambung Wamenlu, sebagian besar perempuan pedesaan merupakan pencari nafkah utama, oleh karena itu memastikan kemandirian ekonomi mereka sangatlah penting.

“Inklusivitas dan pemberdayaan generasi muda juga dibutuhkan untuk menemukan cara-cara inovatif dalam meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Wamenlu.

Melalui konferensi ini, Pemerintah Indonesia menawarkan berbagai kebijakan pertanian dan nutrisi yang telah diterapkan di tataran nasional untuk dapat ditularkan ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Para delegasi konferensi saat ini tengah merundingkan sebuah joint communique yang dapat merefleksikan komitmen negara-negara kawasan untuk membentuk sebuah kerja sama konkret terkait ketahanan pangan, pemenuhan nutrisi, dan peningkatan kesejahteraan petani.

Joint Communique dimaksud akan disampaikan pada United Nations Conference to launch th UN Decade on Family Farming pada bulan Mei 2019, dan FAO Conference pada bulan Juni 2019, yang keduanya akan diselenggarakan di Roma, Italia.

Artikel Terkait