Nasional

Mufti Damaskus: Islam Indonesia Jangan Percaya Propaganda Kelompok Radikal-Terorisme

Oleh : very - Selasa, 09/04/2019 16:30 WIB

Mufti Damaskus (Suriah) Syaikh Dr. Muhammad Adnan Al-Afyouni di sela-sela Konferensi Ulama Sufi Internasional (World Sufi Forum) di Pekalongan, Selasa (9/4/2019). (Foto: ist)

Pekalongan, INDONEWS.ID – Umat Islam di Indonesia dihimbau agar tidak percaya dengan propaganda kelompok radikal terorisme yang bertujuan untuk merusak Indonesia. Fakta kehancuran Suriah yang dulu negara yang damai, tentram, dan indah, tapi karena radikal terorisme, kini menjadi negara yang tanpa kedamaian. Perang saudara terjadi di mana-mana.

“Fenomena ini mulai muncul di Indonesia dimana isu-isu radikal terorisme menjadi sangat hangat di Indonesia. Saya khawatir jika nantinya umat Islam di negeri yang damai ini ikut terjerumus seperti umat Islam di Suriah. Makanya saya dengan lantang mengatakan kepada saudara-saudara saya di Indonesia agar tidak mempercayai propaganda radikal terorisme,” ujar Mufti Damaskus (Suriah) Syaikh Dr. Muhammad Adnan Al-Afyouni di sela-sela Konferensi Ulama Sufi Internasional (World Sufi Forum) di Pekalongan, Selasa (9/4/2019).

Konferensi Ulama Sufi Internasional selama tiga hari dan bertindak sebagai tuan rumah Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahli Thariqah al-Mutabarah al-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.

Al-Afyouni menyampaikan, ia sudah sering datang ke Indonesia dan berbicara tentang perkembangan di Suriah, khususnya terkait radikal terorisme. Menurutnya, kelompok radikal terorisme memiliki pola mempengaruhi masyarakat khususnya mereka yang tidak paham agama. Biasanya mereka memulai dengan mencari pendukung dan merekrut orang-orang menjadi anggotanya dengan menggunakan pendekatan isu-isu yang dapat membangkitkan emosi umat Islam seperti kezaliman pemerintah, ketidakadilan pemerintah terhadap umat Islam, marginalisasi umat Islam, pemiskinan umat Islam dan penindasan terhadap umat Islam.

“Nah isu-isu seperti ini sangat mudah menarik perhatian orang-orang yang tidak paham agama sehingga mereka muda terpengaruh dengan ajakan mereka,” tutur Al-Afyouni.

Ia menjelaskan, bagaimana mungkin seorang yang melakukan dakwah Islam tetapi membunuh sesamanya, membenci orang lain, dan tidak menerima eksistensi orang lain. Padahal Islam mengajarkan kebersamaan dan saling menghormati antara sesama manusia sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW saat di Madinah.

Al-Afyouni  menegaskan, Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah membunuh dan selalu bergaul sama siapa pun baik Yahudi maupun Nasrani. Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa mereka punya hak ke kita dan kami punya hak kepada mereka. Artinya kita saling membutuhkan dan tidak bisa saling memusuhi

Ia mempertanyakan bagaimana mereka mengklaim sebagai pejuang Islam, tetapi kelakuannya sangat jauh dari Islam. Islam menentang keras ajaran-ajaran yang mengajak kepada kebencian kepada siapa pun apalagi yang seiman. Islam mengajarkan kedamaian kebersamaan dalam membangun bumi ini bukan merusak dan saling membenci antara satu dengan yang lain

Indonesia adalah negeri yang sangat indah, maju dan penduduknya kebanyakan adalah pemeluk Islam. Selain itu di negeri tersebut sangat terbuka demokrasi dan maju, nah inilah islam. Islam sudah ada di negeri ini jadi jangan sampai ada yang merusak negeri ini hanya karena keinginan dan pandangan agamanya yang sangat eksklusif.

“Kehidupan di Indonesia saat ini harus dipertahankan dan jangan sampai dirongrong oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Umat Islam harus mempertahankan negeri dan jangan sekali kali terpengaruh dengan propaganda radikal terorisme,” tegasnya.

Terkait falsafah dan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, ia menilai sudah sangat Islami dan sistem nilai-nilai inilah yang diinginkan oleh agama Islam keberagaman, persatuan, ketuhanan, dan permusyawaratan adalah inti Islam. “Jadi jangan sampai ada yang mengatakan bahwa ini bertentangan dengan Islam. Itu sangat keliru jadi umat Islam harus membela falsafah ini karena ini adalah sesuai nilai yang diajarkan Islam,” papar Al-Afyouni.

Mengenai khilafah yang diinginkan oleh sebagian orang di Indonesia, Syaikh Al-Afyouni menegaskan bahwa khilafah adalah sebuah kekeliruan karena tidak ada khilafah dalam Islam.

“Negeri seperti Indonesia yang sudah memiliki sistem yang sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. Kalau ada kelompok yang ingin mendirikan khilafah di Indonesia, coba tanya siapa yang mau jadi khalifah? Siapa yang akan menunjuk dan apakah orang lain menerimanya?  Ini tidak mungkin di era sekarang,” jelasnya.

Dijelaskannya, khilafah jika ada yang ditunjuk dan dibaiat, maka semua umat Islam yang membaiatnya sebagaimana dulu Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Osman bin Affan serta Ali bin Abi Tholib mereka semua ditunjuk dan diterima oleh umat Islam. Kalau sekarang mau dirikan khilafah siapa yang mau jadi khalifah dan apakah semua umat Islam menerima. Jadi berbicara masalah khilafah itu adalah ilusi.

“Isu khilafah yang mereka inginkan hanya ingin menimbulkan kekacauan jadi jangan sampai pemikiran seperti ini dibiarkan tumbuh di Indonesia yang sudah damai, aman, tentram dan penuh kebebasan beragama,” pungkas Al-Afyouni. (Very)

Artikel Terkait