Nasional

Menunggu dengan Khidmat Kartu Truff Presiden Jokowi

Oleh : very - Senin, 20/05/2019 07:57 WIB

Rudi S. Kamri, pengamat sosial dan politik tinggal di Jakarta. (Foto: Ist)

Oleh: Rudi S Kamri*)

Saat ini kondisi sosial politik dalam negeri harus diakui sedang demam sumeng. Ini kenyataan yang harus diakui. Penyebabnya tidak lain adalah sikap tidak legowo dan tidak gentleman dari seorang Prabowo. Jiwa kesatria yang dibangga-banggakan oleh pendukungnya nyaris tidak terlihat lagi dari Prabowo Subianto. Justru yang terlibat adalah sikap inkonsisten yang sangat konsisten. Kemaren mengaku menang, sekarang teriak curang. Aneh

Kengototan Prabowo semakin merajalela karena dia terprovokasi oleh `inner circle` yang memberikan informasi yang menyesatkan. Kegalauan nafsu dan ambisi yang haus kekuasaan seperti ilalang kering disiram minyak saat Prabowo hanya mau menerima masukan yang hanya menyenangkan dirinya. Prabowo sudah tidak mau lagi mendengarkan masukan obyektif dari elite partai koalisinya, dia justru lebih mendengarkan masukan dari para setan gundul yang punya kepentingan dan agenda terselubung.

Sikap inkonsisten Prabowo dan kelompoknya mulai terlihat saat mereka menyadari bahwa klaim kemenangan mereka ternyata hanya halusinasi. Lalu sontak seketika mereka berputar haluan meneriakkan narasi kecurangan disertai ancaman pengerahan massa akar rumput untuk dijadikan ayam aduan.

Aroma kekalahan sejatinya sudah mereka rasakan. Tapi bagi kelompok pecundang tentu tidak akan mau menerima kekalahan begitu saja, mereka terlanjur malu karena sudah sudah menanamkan narasi kemenangan semu kepada pendukungnya. Jalan satu-satunya adalah menciptakan narasi beraroma Post Truth alias menyebarkan info yang bertolak belakang dari kebenaran dan memprovokasi rakyat untuk turun ke jalan.

Sebetulnya elite partai Partai Demokrat dan PAN dan sebagian elite PKS sudah berusaha menyarankan agar Prabowo menempuh jalur konstitusional untuk proses sengketa Pemilu. Tapi kubu internal Prabowo sudah tahu pasti mereka akan kalah bersengketa di MK karena sejatinya mereka tidak punya bukti kecurangan yang mereka tuduhkan. Satu-satunya jalan menolak sengketa di MK sambil membuat fitnah bahwa institusi MK tidak ada gunanya sembari mengobarkan hukum jalanan.

Saat ini Prabowo terjebak dalam kondisi `Point No Return`. Karena pembonceng kendaraan Prabowo khususnya dari kelompok pro khilafah dari kelompok barisan sakit hati terus mengepung dengan provokasi agar Prabowo menggaungkan komando gerakan massa. Dan mereka menjanjikan pasukan ayam bersarung siap adu banteng dengan aparat keamanan. Sebenarnya ini hanya strategi dari kelompok ini untuk memancing kerusuhan massa. Seperti modus peristiwa kerusuhan 98, setelah terjadi chaos ada kelompok lain yang siap diterjunkan untuk memperluas ekskalasi kerusuhan. Ini strategi yang sangat jahat.

Momentum kegentingan saat ini sengaja dijaga oleh "kelompok yang tidak legowo" ini karena ada beberapa kepentingan yang mengikutinya. Kepentingan utama adalah kepentingan pribadi Prabowo yang tidak mau kehilangan muka menghadapi kekalahan ini. Satu-satunya jalan adalah menciptakan ancaman untuk meningkatkan posisi daya tawar dia kepada pemerintah.

Kepentingan kelompok pro khilafah adalah ini kesempatan terakhir usaha mereka untuk berusaha menguasai Indonesia. Dan itu bisa dilihat hampir 100% orang yang akan turun ke jalan adalah dari kelompok pendukung ideologi khilafah. Bukan pendukung asli dari individu seorang Prabowo - Sandiaga.

Tapi hebatnya dalam menghadapi tingkah inkonstitusional dari pihak Prabowo, Presiden Jokowi begitu tenang dan santun. Beliau bereaksi secara santai dan terukur sambil tetap bekerja sebagai pelayan masyarakat seperti biasa. Meskipun saya yakin beliau dengan matang sudah berhasil memetakan masalah dan langkah-langkah antisipasinya.

Langkah bidak catur yang tenang dari Presiden Jokowi dan jajaran aparat keamanan membuat kubu Prabowo nampak begitu buruk di mata masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Metofora Jokowi yang warna  putih dan Prabowo warna hitam semakin terlihat nyata. Dan hal ini keuntungan besar buat Presiden Jokowi. Di sisi lain saya menduga Presiden Jokowi sudah banyak memegang kartu truff untuk menekuk Prabowo dan kelompok setan gundul di sekelilingnya. Sehingga beliau nampak tenang dan percaya diri yang terukur.

Lalu apakah akan terjadi kerusuhan pasca pengumuman KPU nanti ? Saya optimis TIDAK TERJADI. Karena saya yakin Presiden Jokowi yang didukung solid TNI, POLRI dan seluruh lembaga tinggi negara dan pada tokoh bangsa akan satu-satu mengeluarkan kartu truff yang membuat Prabowo dan kelompok setan gundul tidak berkutik dan tidak berdaya.

Langkah bijak dari Presiden Jokowi yang saya prediksi adalah memberikan pengertian agar Prabowo mau legowo menerima kekalahan dan memberikan kompensasi solusi agar Prabowo tidak kehilangan muka.

Kita lihat saja nanti.....

Salam SATU Indonesia

*) Penulis adalah pengamat sosial dan politik, tinggal di Jakarta

Artikel Terkait