Nasional

Arief Mulyadi: Diujung Ramadan, Berharap Seperti Mahapati Gadjah Mada

Oleh : very - Senin, 20/05/2019 11:15 WIB

Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM Persero) pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional di lapangan parkir Menara Taspen, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (20/5). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini bertepatan dengan bulan suci Ramadan, yaitu bulan puasa bagi umat Muslim. Pada bulan ini, diharapkan semua umat Muslim bisa mendapat rahmat ampunan dari segala dosa yang telah dibuatnya.

Walau bertepatan dengan hari-hari puasa, tapi tidak menyurutkan semangat insan PNM (Persero) mengelar upacara bendera di lapangan parkir Menara Taspen, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (20/5). Upacara bendera ini langsung dipimpin oleh Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi.

Menurut Arief, bulan suci ini menuntun umat muslim untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT, seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah.

“Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, kita bisa seperti Mahapatih Gadjah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita,” ujarnya.

Arief mengatakan, telah lebih satu abad Indonesia menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, dengan bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, telah membuktikan bahwa bangsa ini mampu menjaga persatuan sampai detik ini.

“Oleh sebab itu, tak diragukan lagi bahwa kita pasti mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dari keterbelahan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia,” ujar Arief.

Dalam peringatan yang mengambil tema "Bangkit Untuk Bersatu" itu, Arief juga mengigatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang telah mampu terus menghidupi semangat persatuannya selama berabad-abad.

“Kuncinya adalah ‘gotong-royong’. Bukan hanya di tanah Jawa, semangat persatuan dan gotong-royong telah mengakar dan menyebar di seluruh Nusantara. Ini dibuktikan dengan berbagai ungkapan tentang kearifan mengutamakan persatuan yang terdapat di seluruh suku, adat, dan budaya yang ada di Indonesia,” pungkas Arief. (Very)

Artikel Terkait