Nasional

Ryamizard Ryacudu: Jenderal Nasionalis Penjaga Pancasila dan NKRI

Oleh : very - Sabtu, 01/06/2019 05:01 WIB

Rudi S. Kamri, pengamat sosial dan politik, tinggal di Jakarta. (Foto: Ist)

Oleh: Rudi S Kamri *)

INDONEWS.ID -- Besok tanggal 1 Juni kita peringati sebagai Hari Lahir Pancasila. Saat dimana istilah Pancasila untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Bung Karno pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Penetapan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Joko Widodo Nomor 24 Tahun 2016 tertanggal 1 Juni 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Dalam Keputusan Presiden itu ditetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila dan peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan hari libur nasional sejak 1 Juni 2017.

Namun kali ini saya tidak akan membahas tentang kisah di seputaran kelahiran Pancasila atau tokoh-tokoh yang ada di sekitarnya. Saya fokus untuk mengulas seorang sosok militer tulen yang bernama Jenderal TNI Purn. RYAMIZARD RYACUDU. Entah mengapa saya nge-fans berat dengan jenderal yang irit bicara ini. Meskipun jarang bicara Menteri Pertahanan Kabinet Kerja Jilid I Jokowi ini sekali bicara langsung thesssss makjleb kena sasaran. Gaya bicaranya lugas tidak pakai basa-basi dan berani mengungkapkan sesuatu yang jarang dilakukan oleh pejabat negara lainnya.

"Mana kala itu sudah berubah situasinya, sudah mengganggu kedaulatan negara dan keutuhan negara, termasuk di situ ada masalah ideologi, mengganggu keselamatan bangsa, saya harus turun," ujar Ryamizard Ryacudu.

Kutipan di atas adalah ujaran beliau yang terbaru saat menanggapi kerusuhan yang terjadi pada 22-23 Mei 2019. TIDAK ADA KOMPROMI, itulah sikap jelas dan tegas seorang Ryamizard apabila ada orang atau kelompok orang yang berpotensi mengganggu NKRI dan Pancasila. Dan ini ujaran yang saya tunggu- tunggu. Karena saya (mohon maaf) jenuh dengan ujaran normatif muter-muter tanpa aksi ala Menkopolhukam.

RYAMIZARD RYACUDU yang dilahirkan di Palembang, 21 April 1950 adalah seorang yang terdidik dari keluarga yang kental bernuansa "Tentara". Ayahnya adalah tokoh militer yang nasionalis dan Soekarnois sejati yaitu Mayjend TNI Purn Musannif RYACUDU. Selain pejuang ayah dari Ryamizard adalah tokoh utama dan penyebar agama Islam di daerah Lampung. Dan karena sangat dekat dengan Presiden Soekarno, karier kemiliteran Mayjend TNI Musannif RYACUDU dimatikan seketika oleh Soeharto pada akhir tahun 60-an.

Ryamizard Ryacudu mengikuti jejak ayahnya di dunia kemiliteran. Lulus Akmil 1974 teman seangkatan Prabowo Subianto dan SBY ini mempunyai karier kemiliteran yang sangat lengkap dan komplit. Disamping di kesatuan baret hijau, hampir semua jenjang komando teritorial tipe A, Ryamizard Ryacudu pernah menjadi komandannya. Dia pernah menjadi Pangdam Brawijaya Jawa Timur dan Pangdam Jaya sebelum menjadi Panglima Kostrad dan Wakil KASAD. Karier kemiliterannya berhenti saat dia menjabat Kepala Staf Angkatan Darat pada 2002 - 2005. Di penghujung masa jabatan Presiden Megawati Soekarnoputri, Ryamizard Ryacudu sempat dicalonkan menjadi Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal TNI Endriartono Sutarto, tapi sayang digagalkan alias dianulir oleh Presiden SBY. Ada apa antara SBY dan Ryamizard ya ? Hmm suatu saat saya akan ulas kisah menarik ini.

Dunia kemiliteran semakin kental melingkari kehidupan Ryamizard Ryacudu saat Jenderal yang bertampang keras khas tentara ini menikahi perempuan nan cantik jelita yang bernama drg. Nora Tristyana, MARS putri dari mantan Wakil Presiden Jenderal TNI Try Soetrisno. Dari perkawinan ini mereka dikaruniai 3 anak.

Sempat tidak terdengar namanya hampir 10 tahun, nama Ryamizard Ryacudu kembali masuk orbit di pusat kekuasaan saat namanya disebut oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan RI. Dan bisa saya katakan ini adalah penunjukan yang sangat tepat karena Ryamizard sangat kuat karakternya dan mempunyai performa kerja yang sangat baik. Lebih dari itu Ryamizard Ryacudu telah mampu menjadi seorang pembantu Presiden Jokowi yang sangat loyal dan lurus bersikap. Dia berani bersikap tegas dan bahkan berani bertindak tidak populer asal berkaitan dengan menjaga kedaulatan RI dan Pancasila.

Di momentum hari kelahiran Pancasila ini saya memberikan penghormatan dan apresiasi yang sangat tinggi kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu atas dedikasi dan loyalitas serta komitmennya dalam menjaga kedaulatan NKRI dan Pancasila.

Saya berharap di kabinet kerja berikutnya sosok seperti Ryamizard Ryacudu masih dipertahankan untuk membantu Presiden Jokowi. Dengan mempertimbangkan kondisi kerawanan terjadinya ancaman terhadap ideologi Pancasila dari kelompok Islam pro ideologi khilafah serta ancaman pemisahan wilayah yang dilakukan oleh kelompok yang kalah dalam Pilpres 2019, kiranya sosok berani, tegas dan lugas seperti Ryamizard Ryacudu sangat diperlukan untuk memback-up Presiden Jokowi dalam menjaga kedaulatan negara.

Bravo dan salut Jenderal Ryamizard !!!

Salam SATU Indonesia

31052019

*) Penulis adalah pengamat sosial dan politik, tinggal di Jakarta.

Artikel Terkait