Politik

Yusril Sebut Klaim Kemengan Prabowo dari Ahli Tidak Dikenal

Oleh : indonews - Kamis, 20/06/2019 12:12 WIB

Ketua Tim Kuasa Hukum pasangan Jokowi-Ma`ruf, Yusril Ihza Mahendra di Mahkamah Konstitusi. (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Tim Kuasa Hukum pasangan Jokowi-Ma`ruf, Yusril Ihza Mahendra menyebutkan, klaim kemenangan pasangan Prabowo -Sandi berasal dari keterangan ahli yang diragukan keahliannya.

Diketahui, klaim tersebut berasal dari pendapat ahli biometric software development Jaswar Koto. Hal ini ia sampaikan menanggapi gugatan tim hukum 02 dalam sidang di Mahkamah Konstitusi.

Menurut Yusril, keterangan yang disampaikan oleh ahli atas nama Jaswar Koto tidak bisa dipercaya. Apalagi jika keterangan tersebut dijadikan sebagai dasar gugatan dalam perkara mengubah hasil pemilu di MK.

"Dari situ ternyata dikutip tim Pak Prabowo Sandi menentukan angka kemenangan mereka. Jadi bukan yang diumumkan di Jalan Kertanegara, Hotel Sahid, tapi dari seorang yang mengaku ahli IT yang sama sekali kita tidak kenal," kata Yusril di Jakarta, Kamis,(20/6)

Lebih lanjut dia menjelaskan, keterangan seorang bisa diterima sepanjang argumentasinya masuk akal. Selain itu, keterangan yang disampaikan sesuai dengan fakta -fakta hukum yang ada. Dengan demikian, masyarakat dapat dapat mempercayai keterangan tersebut.

Namun, kata Yusril, penjelasan ahli yang dihadirkan oleh pihak 02 tidak bisa diterima. Penjelasan yang dimaksud Yusril yakni tentang keterangan Jaswal soal tuduhan upaya penggelembungan suara yang dilakukan untuk kemenangan pasangan 01.

Ahli Hukum Tata Negara ini menyoroti secara khusus terkait dengan data 22 juta suara yang disampaikan oleh Jaswar. Dikatakan Jaswar, 22 juta suara telah digelembungkan untuk kemenangan pasangan 01 di pilpres. Keterangan ini dijadikan sebagai petitum Prabowo-Sandi.

Ia menyebutkan, klaim data Jaswar sangat berisiko tinggi. Karena, ia menyebut penggelembungan data yang semakin bergerak hingga mencapai 27 juta. Padahal, klaim awalnya penggelembungan suara di petitum hanya berada di angka 22 juta suara.

"Saya kira ini ahli yang luar biasa, tapi ya alhamdulillah kami yakin bisa merontokkan seluruh dalil-dalil dari ahli itu walaupun di antara kami tak seorang pun ahli IT," pungkasnya. (Marsi)

Artikel Terkait