Nasional

PGI Desak Pemerintah Bumikan Peradaban Gotong Royong

Oleh : very - Sabtu, 22/06/2019 14:01 WIB

Acara bedah buku "Peradaban Gotong royong" di Aula PGI Jakarta, Jl. Kayu Jati III, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat ( 21/6/2019). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI ) Wilayah DKI Jakarta menegaskan bahwa Indonesia bukan memiliki Peradaban Arab atau pun Islam. Bahkan, jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia sudah dipengaruhi peradaban gotong royong. 

"Peradaban gotong royong sudah puluhan ribu tahun ada di nusantara. Jadi apa yang dikemukakan Samuel Huntington dalam buku ‘Benturan Antar Peradaban’ bahwa Indonesia adalah Peradaban Islam itu salah dan perlu dikoreksi. Mungkin Huntington melihat bahwa Indonesia mayoritas penduduk Islam terbesar di dunia, tapi kita punya peradaban tersendiri yakni Peradaban Gotongroyong," kata Ketua Pengabaran Injil PGI Jakarta, dalam bedah buku "Peradaban Gotong royong" di Aula PGI Jakarta, Jl. Kayu Jati III, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat ( 21/6/2019). 

Bedah buku "Peradaban Gotong royong" digelar Dewan Pimpinan Daerah Persekutuan Intelegensia Kristen Indonesia (DPD PIKI) DKI Jakarta dan PGI DKI Jakarta. 

Hadir sebagai pembahas Sekretaris Jenderal Pertemuan Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PN PS GMKI Jakarta) Sahat Sinaga, Akademisi UKI Gilbert Simanjuntak, dan Ketua PGI Jakarta Pdt. Manuel Raintung. 

Merphin menegaskan,  kerja bhakti yang dikenal masyarakat Indonesia bukanlah peradaban gotong royong karena hakekatnya ada unsur paksaan yang dilakukan perangkat desa atau kampung. Gotong royong, lanjutnya, adalah unsur kesukarelaan.

Lebih lanjut, Merphin mengatakan, gempuran teknologi belakangan ini membuat masyarakat Indonesia lebih individualis, bahkan semakin tergerusnya nilai-nilai persaudaraan, diantara sesama. 

"Padahal Gotongroyong adalah adalah Persaudaraan, kesetaraan, kemerdekaan dan kebaikan bersama. Karenanya, Pemerintah ke depan harus membumikan gotong royong agar tidak tergerus dengan nilai-nilai yang tidak sesuai jati diri bangsa," jelas Merphin. 

Sementara, Ketua PGI Jakarta Pdt. Manuel Raintung mengimbau agar umat Kriatani Jakarta untuk tetap mengembangkan Kehidupan bersam, baik sesama agama dan berbeda agama. 

"Jangan karena berbeda agama kita jadi tidak bisa bersama dan rukun, tetapi harus dikedepankan hidup bersama, dan saling mengasihi dan menghargai satu sana yang lain," ujar Manuel. (Very)

Artikel Terkait