Internasional

Atlet Indonesia Berjaya pada Tunis 2019 World Para Atletics Grand Prix

Oleh : hendro - Rabu, 03/07/2019 11:01 WIB

Atlet Indonesia menjadi delegasi pada the 6th edition of Grand Prix and the 13th of Tunis Internasional Para Athletics

Tunis, INDONEWS.ID - 14 orang atlet Indonesia menjadi delegasi pada the 6th edition of Grand Prix and the 13th of Tunis Internasional Para Athletics Forum 24Juni -1 Juli 2019, di Olympic Stadion,  Rades,  Tunisia.

Grand prix ini merupakan kegiatan kualifikasi paralympic menuju Tokyo Paralympic Games 2020. Bagi Tim Indonesia sendiri ini merupakan try out untuk para atlet menghadapi platnas untuk Asian Paragames di Filipina. Para atlet juga akan mengikuti kegiatan yang sama di Paris Agustus ini dan di Dubai tahun ini juga.

Dengan mengikut sertakan empat belas atlit dan delapan official, para atlet Indonesia berjuang dalam berbagai bidang atletik seperti lari 100m, lompat jauh, lempar cakram dan balap kursi roda 100m, 200m dan 400m.

"Ini merupakan singgle event atletics. Ini paralympic bagi penyandang disabilitas, namun mereka sudah memiliki mental atlit yang memiliki jiwa pantang menyerah jadi tidak menjadi suatu kesulitan." ujar Slamet Widodo salah satu pelatih atlet paralympic. 

Selain untuk meningkatkan points dan keikutsertaan dalam events internasional, para atlet juga berupaya untuk meraih prestasi terbaik yang ditunjukkan dengan perolehan medali.
Hari pertama pertandingan, perolehan medali :
1. Karisma Evi Tiarani 100 M T 42 emas
2. Jaenal Aripin 100 M T 54 emas
3. Rizal Bagus Saktyono 100 M T 47 perak
4. Rica Oktavia Lompat Jauh T 20 perak
5. Eko Saputra 100 M T 12 perunggu
6. Putri Aulia 100 M T 13 perunggu
Hari kedua, perolehan medali : 
1. Emas, Sapto Yogo Purnomo 200 M T 37
2. Emas, Famini discus F 56
3. Perak, Warmia discus F 42
4. Perak, Rizal Bagus Saktyono 200 M T 47
5. Perak, Putri Aulia 200 M T 13
6. Perak, Nur Ferry Pradana 200 M T 46
7. Perak, Eko Saputra 200 M T 12
8. Perak, Jaenal Aripin 200 M T  54
Hari ketiga, peroleham medali ;
1. Emas, Lompat Jauh T47 Setiyo Budi Hartanto
2. Perak, Lempar Cakram F56 Alan Sastra 
3. Perak, Tolak Peluru T 20 Suparni Yati
4. Perak, 400m T54 Jaenal Aripin. Berbagai istilah seperti T54 atau F56 merujuk pada tingkat kecacatan yang menimbulkan tingkat kesulitan pada sang atlet.


Rekapitulasi total akhir perolehan medali tim Indonesia yakni 5 emas, 11 perak, dan 2 perunggu.

Mereka semua merupakan atlet yang sudah terlatih dan terseleksi secara catatan serta riwayat pribadi yang membuat mereka layak berangkat untuk bertanding di Tunis pada event ini.

"Sangat terharu ya pastinya dengan adanya mereka para penyandang disabilitas yang mau berjuang di bidang atletik kali ini, menyadarkan kita bahwa kekurangan itu bukan penghambat segalanya, "tutur Fadel salah satu suporter tim Indonesia.

"Bagi yang memiliki kekurangan jangan minder atau takut untuk terus berjuang apalagi jika ingin menjadi atlet, pemerintah pun sudah menyediakan fasilitas, " tambah Slamet.

Para atlet, official dan pelatih juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sejak Menteri Pemuda dan Olah Raga dijabat Adiyaksa Dauld di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan perhatian yang tinggi kepada para atlet penyandang disabilitas. Perhatian tersebut berlanjut saat Menpora dijabat Andi Alfian Malarangeng dan Roy Suryo. Era Presiden Jokowi, Menpora Imam Nakhrowi juga memberikan perhatian yang lebih besar lagi.

Hadiah yang diperoleh para atlet yang mengikuti  multi events international seperti Asian Paralympic Games atau Paralympics Olimpiade, mendapatkan hadiah yang nilainya sama dengan atlet biasa. Para atlet yang berjaya juga mulai diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Uniknya, para atlet PNS ini selama masih menjadi atlet hanya bertugas berlatih dan mengikuti events Regional dan internasional. Setelah mereka menjadi senior barulah bertugas melatih atau masuk ke jajaran Kemenpora.

Artikel Terkait