Nasional

BMKG Sebut Titik Lokasi Gempa Ternate Banyak Gunung Api Bawah Laut

Oleh : Mancik - Senin, 08/07/2019 05:41 WIB

Titik Gempa di Barat Daya Ternate.(Foto: Detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly menyatakan, titik lokasi gempa M 7 di Ternate memiliki banyak gunung api bawah laut. Hal ini ia sampaikan setelah dengan gempa dengan  kekuatan 7,1 SR mengguncang Maluku Utara.

Dalam keterangannya Sadly menerangkan, pihak BMKG terus melakukan pemantauan selama 24 jam selama satu pekan ke depan. Pemantaun ini dilakukan untuk melihat dan memantau pergerakan gunung api  bawah laut yang terdapat di titik lokasi gempa.

"Gempa yang terjadi lokasinya cukup banyak gunung api yang kita khawatirkan ada beberapa terdapat di utara Manado dan sekitar Ternate. Sehingga BMKG terus melakukan pemantauan 24 jam dalam 7 hari ke depan," kata Sadly, di Jakarta, Senin,(8/07)

Ia juga menambahkan, pemantauan yang dilakukan oleh pihak BMKG termasuk untuk mengamati terjadinya gempa susulan. Dengan demikian, pihaknya dapat memberi informasi dan antisipasi kepada masyrakat terhadap terjadinya gempa susulan.

Pihaknya berharap, gempa susulan menurun dari yang sudah terjadinya sebelumnya. Namun,ia meminta kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dan terus memantau informasi hasil pemantauan pihak BMKG.

"Kita lihat bagaimana kondisi yang terjadi di sana terutama gempa susulan juga yang kita pantau yang saat ini jumlahnya sudah 19, kita harap gempa susulan menurun dan bisa jadi stabil," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, aktivitas pemantauan gempa dilakukan melalui koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Adapun alasan dilakukan oleh PVMBG karena lembaga tersebut yang memiliki otoritas untuk pemantauan gunung api.

Banyaknya gunung api bawah laut di titik lokasi gempat mendorong pihak PVMBG untuk terus melakukan sesuai standar yang berlaku. Pemantauan ini juga untuk melihat dan membaca potensi terjadinya longsor bawah laut atau longsor lereng gunung api bawah laut.

"Kita ketahui ada beberapa gunung api di dasar laut dan di situ juga terdapat batuan yang rapuh yang dikhawatirkan getaran gempa bumi berpotensi menimbulkan longsor bawah laut atau pun longsor lereng gunung api di sekitar episenter. Jadi pemantauan menunggu 2 jam ini sesuai SOP sangat penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa benar-benar tak terjadi perubahan air laut yang mengindikasikan tsunami," pungkasnya.*(Marsi Edon)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait