Nasional

BMKG Ungkap Penyebab Gempa yang Terjadi di Ternate Maluku Utara

Oleh : Mancik - Senin, 08/07/2019 08:11 WIB

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati(Foto: Antaranews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Gempa bumi dengan kekuatan 7, 1 SR telah mengguncang wilayah Ternate, Maluku Utara pada Minggu malam 7 Juli 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun berhasil mengungkapkan kepada masyarakat tentang penyebab terjadinya gempa tersebut.

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, gempa bumi yang terjadi di Maluku Utara ini terjadi disebabkan oleh deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku. Gempa ini merupakan gempa dangkal.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku," kata Dwikorita di Jakarta, Senin, (8/07/2019)

Ia menambahkan, gempa ini memiliki mekanisme sesar naik atau thrust fault. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan lempeng mikro Halmahera ke arah barat. Selain itu, ada juga tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur.

Akibat tekanan lempeng tersebut, kata Dwikorita, lempeng Laut Maluku terjepit sehingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, gempa yang terjadi di Ternate, Maluku Utara tersebut tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Maluku Utara. Gempa tersebut juga dirasakan oleh masyarakat di Bitung dan Manado.

Hingga saat ini, kata Dwikorita, belum ada laporan dari petugas lapangan terkait kesurakan yang dialami oleh masyarakat akibat gempa yang terjadi. Sementara, hasil pemantauan terkini, telah terjadi aktivitas gempa susulan dengan kekuatan lebih rendah dari sebelumnya.

"Hingga Senin pukul 00.54 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 19 aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock," ungkapnya.

Selain itu, pihak BMKG juga telah mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa bumi untuk wilayah Ternate. BMKG memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kembali ke tempat masing-masing sampai ada pemberitahuan terkait  perkembangan selanjutnya.

"Sehubungan dengan peringatan dini tsunami telah dinyatakan berakhir, maka warga di daerah yang mendapatkan peringatan dini tersebut dapat kembali ke tempat masing-masing," jelas Dwikorita.

Namun, pihak BMKG tetap meminta kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dan menghindari wilayah pantai. Masyarakat juga diminta untuk hanya mempercayakan informasi yang disampaikan secara resmi oleh pihak BMKG sendiri.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi yaitu Instagram/Twitter @infoBMKG, website https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg," pungkasnya.*(Marsi Edon)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait