Daerah

Nasib Guru Hononer di Pandeglang, Tinggal di WC, Gaji 350 Ribu Sebulan

Oleh : Mancik - Senin, 15/07/2019 16:57 WIB

Tempat tinggal Guru Honorer Nining Suryani.(Foto:Detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID – Seorang guru honorer benama Nining Suryani terpaksa menjadikan ruangan dekat WC sekolah sebagai tempat tinggal selama menjadi guru honorer di sekolahnya. Ia menetap di ruangan kecil tersebut bersama keluarganya sejak rumah milik pribadinya hancur setahun yang lalu.

Kepada media, Nining menjelaskan, ia sengaja membangun rumah tinggal dekat WC sekolah tempat ia mengajar. Karena, ia tidak mempunyai cukup uang untuk membagun rumah yang baru.

“Kalau nempatin WC memang nggak boleh, kan ini dibangun di sebelahnya,” kata Nining seperti dilansir detik.com. Jakarta, Senin,(15/07/2019)

Sejak menjadi guru honorer, hidup Nining memang masih jauh dari kata sejahtera. Penghasilan yang ia terima sebagai tenaga honorer tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Ia pun menerangkan, ia hanya menerima gaji sebagai guru honorer sebanyak Rp 350 ribu per bulan. Gaji ini pun dibayar satu kali dalam waktu tiga bulan.

Kondisi ini, lanjut Nining, sempat membuat ia kehilangan cara dan mau menyerah begitu saja. Ia beralasan, pemerintah tidak memberikan perhatian atas nasibnya sebagai guru honorer.

“Putus asa karena pemerintah nggak ada kebijakan buat saya, putus ada usia sudah tua bagaimana selanjutnya kalau nggak ada perhatian dari pemerintah," jelasnya.

Lebih lanjut, Nining menerangkan, ia masih mempunyai niat untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.(PNS). Namun, ia menyerahkan kepada pemerintah yang mengeluarkan kebijakan.

Nining sendiri mengharapkan, jika pemerintah tidak memberi kesempatan kepada dirinya untuk menjadi PNS, ia meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib guru honorer.

Hal ini ia tegaskan karena guru honorer masih jauh dari hidup layak. Dengan adanya perhatian dari pemerintah, guru honorer sedikit bisa membiayai kebutuhan keluarga dan membiayai pendidikan anak-anaknya.

Untuk saat ini, Nining mengaku iklas menerima gaji yang diberikan oleh sekolahnya. Namun, ia berharap, ada perubahan soal nasibnya ke depan.

“Mau kecil, mau besar saya ikhlas terima,” ungkap Nining.

Selain itu, Nining menjelaskan, ia harus membiayai 2 orang anaknya yang masih sekolah. Sementara suaminya sendiri hanya kerja serabutan.

Penghasilan dari suami tidak cukup untuk membayar biaya sekolah anak-anaknya. Sementara anak-anak mesti sekolah untuk mengejar cita-citanya.

“Anak harus sekolah terus, saya semangat untuk biaya sekolah. Harapannya pengin jadi anak pintar,” ungkapnya.

Ia pun berharap,ada perubahan selama beberapa bulan ke depan. Selain karena rumahnya yang tidak layak dihuni, ia berharap, pemerintah memperhatikan nasib guru honorer.*(Marsi Edon)

 

 

Artikel Terkait