Nasional

BNPB Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca Atasi Kekeringan di Jawa-NTT

Oleh : Mancik - Selasa, 23/07/2019 08:35 WIB

Ilustrasi Hujan Buatan.(Foto:Tribunjateng.com)

Jakarta,INDONEWS.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) akan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca(TMC) berupa hujan buatan untuk mengatasi ancaman kekeringan yang terjadi di berapa wilayah di Pulau Jawa dan NTT. Hal ini disampaikan oleh Plh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo Senin,(22/7) kemarin.

Agus menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan beberapa fasilitas pendukung untuk melaksanakan rencana tersebut di atas. Diantaranya dua pesawat dan beberapa kebutuhan logistik lainnya.

"Jadi ada dua pesawat yang disiagakan. Kemudian untuk logistiknya, ada pesawat Hercules yang akan disiapkan oleh TNI untuk mengangkut personel dan bahan semai awan dari Jakarta untuk dikirim ke Kupang," kata Agus seperti dilansir detik.com, Selasa,(23/07/2019)

Dua pesawat yang ada akan membantu memperlancar rencana penerapan hujan buatan tersebut. Satu pesawat untuk Pulau Jawa dan satu pesawat lainnya untuk daerah NTT dan sekitarnya.

Sementara itu, Kabag Umum TMC Badan Pengkajian dan Penetapan Teknologi (BPPT), John Arifian menjelaskan, pihaknya terus melakukan pemantaun terhadap potensi awan yang akan mendukung rencana penerapan hujan buatan. Hujan buatan akan terjadi kalau potensi awan mendukung.

Penerapan teknologi hujan buatan,lanjut John, membutuhkan faktor pendukung seperti kondisi awan yang potensial. Potensial tidaknya awan tersebut untuk mendukung hujan buatan dipastikan dengan melakukan pemantauan setiap hari dari pagi hingga sore.


"Jadi strategi yang kita lakukan memang menunggu proses itu ada. Begitu dia ada, kita lakukan eksekusi. Makanya kita pantau dari pagi sampai siang, baru kita putuskan ini kita terbang atau nggak. Artinya, kalau kita putuskan terbang, itu potensi yang tersedia itu cukup kita putuskan. Begitu kelihatannya tidak, standby saja," jelasnya.

Terpisah, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab menjelaskan, perubahan cuaca dan kondisi awan di Indonesia betul-betul dinamis. Dimanisnya kondisi cuaca di Indonesia karena berada di daerah tropis.

Karena itu, pihaknya terus melakukan pemantauan kondisi awan di daerah yang akan diterapkan teknologi modifikasi cuaca. Jika kondisi awan memungkinkan,maka rencana tersebut langsung dieksekusi.

"Ada peluang. Makanya kita betul-betul kita amati hari per hari. Jangan lupa kita di negara tropis ini dinamika hariannya sangat kuat. Nah, ini yang kita jaga. Kalau hari ini ada peluang, langsung kita terbang. Jadi makanya kita standby hari ke hari," pungkasnya.*(Marsi)

 

 

 

Artikel Terkait