Nasional

Menteri Yohana Yambise Beri Pesan Soal Kasus Ikan Asin

Oleh : Mancik - Rabu, 24/07/2019 06:38 WIB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPPA) Yohana Yambise(Foto:Tribunnews.com)

Jakarta,INDONEWS.ID - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPPA) Yohana Yambise mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia dan terutama Perempuan untuk menggunakan bahasa yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini ia sampaikan untuk menanggapi kasus ikan asin yang menimpa pasangan Rey Utami-Pablo Benua dan aktor Gali Ginanjar.

Yohana menerangkan, pemerintah sebenarnya terus berupaya untuk selalu memberikan perlindungan terhadap seluruh masyarakat terutama kepada kaum perempuan. Namun, ia menegaskan, masyarakat dan khususnya perempuan perlu menghindari hal-hal yang negatif dalam pergaulan di masyarakat.

"Kita konsisten bagaimana melindungi anak kita, perempuan kita di negara, dengan bahasa positif dan bukan hal negatif, dan dibutuhkan kesadaran dari masyarakat Indonesia," kata Yohana seperti dilansir detik.com, Jakarta, Rabu,(24/07/2019)

Ia menambahkan, masalah dalam kehidupan di masyarakat terkadang muncul karena penggunaan bahasa yang kurang tepat. Bahasa yang kita gunakan dinilai mengganggu ketenangan orang lain sehingga muncul masalah baru.

Penggunaan istilah ikan asin, menurutnya, menimbulkan masalah karena ada makna tertentu yang ingin disampaikan oleh orang yang mengucapkannya. Orang yang menguncapkan bisa saja merasa itu tidak masalah tetapi bagi orang dituju, ucapan itu menyakitkan.

Karena itu, Yohana meminta kepada masyarakat untuk memahami maksud dari sebuah istilah sebelum diucapkan kepada orang lain. Pastikan bahwa bahasa yang kita gunakan tidak akan menyakiti orang lain atau lawan bicara.

Selain itu, ia menjelaskan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi hari ini, banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat. Tetapi, teknologi informasi juga kadang mendatangkan bencana kalau salah digunakan.

Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia sering disajikan dengan berbagai macam berita yang tidak sesuai dengan faktanya. Berita -berita tersebut mempengaruhi pola dan tingkah laku masyarakat untuk berbuat sesuatu yang terkadang merugikan sesama.

Karena itu,pintah Yohana, masyarakat diminta untuk jeli menanggapi berbagai macam informasi yang masuk. Dengan demikian, tidak akan menjadi korban dari berita-berita buruk tersebut.

"Saya pikir ini masalah terminologi yang dipakai. Ini adalah modus yang muncul, dan kita harus hati-hati. Media-media harus selektif melihat informasi yang masuk ataupun kata-kata terminologi yang muncul, supaya jangan itu jadi masalah," tutupnya.*(Marsi)

 

 

Artikel Terkait