Nasional

BMKG Ingatkan Masyarakat Soal Ancaman Nyata Sunda Megathrust

Oleh : Mancik - Sabtu, 03/08/2019 22:21 WIB

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.(Foto:Detik.com)

Jakarta,INDONEWS.ID -Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengingatkan kepada masyarakat bahwa ancaman Sunda Megathrust adalah benar adanya. Penyampaian ini bertujuan agar masyarakat waspada mengantisipasi datangnya gempa Megathrust yang akan terjadi.

"Ancaman Sunda megathrust adalah sebuah ancaman riil bahwa itu sebuah ancaman nyata di sepanjang pantai barat Sumatera," kata Rahmat di Jakarta, Sabtu,(3/08/2019)

Rahmat kemudian menjelaskan, ancaman gempa ini tidak hanya di Selat Sunda. Ancaman gempa ini juga bisa merambat ke Laut Jawa, Bali sampai sisi utara Papua dengan jarak 200-250 km di laut lepas.

"Dari pantai Sumatera mungkin jaraknya sekitar 200-250 km di laut lepas. Kemudian di Laut Jawa jaraknya juga sekitar sama dan menerus sampai ke Bali sampe ke arah timur, kemudian ada di sisi utara Papua, dan itu ada juga dari sumber tumbukan pasifik ya, yang tadi saya sebutkan di awal lempeng Eurasia dan Indo-Australia," jelas Rahmat.

Ia menambahkan, gempa megathrust sangat membahayakan karena berpotensi menghasilkan tsunami. Namun, ia menegaskan, BMKG sendiri belum bisa memastikan kapan gempa megathrust ini akan terjadi.

"Itu adalah ancaman riil, ancaman nyata yang bisa terjadi dan kalau itu kekuatannya besar dan sumber gempanya dangkal, tentunya bisa segitu memungkinkan terjadinya tsunami," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, BMKG sendiri belum dapat memastikan gempa ini akan terjadi. Namun, pihak BMKG tetap meminta kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dan waspada terhadap datangnya bencana gempa megathrust ini.

Himbauan lebih khusus disampaikan kepada masyarakat berada didekat tempat-tempat disebutkan di atas. Dengan demikian, masyarakat selalu waspada dengan potensi dan ancaman gempa yang akan terjadi.

Selain itu, lanjut Rahmat, masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar luas di masyarakat. Masyarakat disaran untuk lebih percaya dengan informasi yang disampaikan oleh BMKG sendiri terkait dengan ancaman bencana gempa.

"Sehingga masyarakat di sepanjang jalur pertemuan lempeng tektonik, itu selalu siaga karena memang sebuah ancaman yang riil dan sampai hari ini belum ada teknologi apa pun yang mampu memprediksi gempa terjadi. Sehingga dimohon kebijaksanaan masyarakat memahami bencana di daerah masing-masing," pungkasnya.*(Marsi)

 

 

 

Artikel Terkait