Nasional

Badai Tropis Lekima, Waspada Potensi Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia

Oleh : luska - Jum'at, 09/08/2019 14:01 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi untuk tiga hari ke depan, Senin (11/2/2019) hingga Kamis (14/2/2019).

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan dalam beberapa hari ke depan 9-11 Agustus 2019,
waspada adanya potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 4 meter yang berpeluang di beberapa perairan Indonesia.

Peningkatan gelombang tinggi terjadi disebabkan adanya Tropical Strom Lekima 925 hPa dan Krosa 950 hPa di Samudera Pasifik timur Filipina. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan 4 - 25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 4 - 25 knot.

Pernyataan ini disampaikan Bagian Hubungan Masyarakat dan Biro Hukum dan Organisasi BMKG dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Jumat (9/8/2019).

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Perairan timur Bitung – Kep. Sitaro, Laut Maluku, Laut Arafuru bagian utara. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Berdasarkan hasil pantauan BMKG, sejumlah wilayah perairan di Indonesia berpeluang mengalami gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter.

Wilayah perairan tersebut antara lain Selat Malaka bagian utara, Perairan Balikpapan hingga Kalimantan Utara, Perairan Barat Aceh, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Timur Kep. Mentawai, Perairan Selatan Kep. Banggai - Kep. Sula, Selat Sape bagian selatan, Laut Banda timur Sulawesi Tenggara, Perairan Selatan P. Sumba - P. Sawu, Laut Seram, Perairan Selatan Kupang - P. Rote, Laut Arafuru, Laut Sawu, Laut Banda, Laut Timor selatan NTT, Perairan Sermata – Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah, Perarairan Kep. Kai – Aru, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Anambas - Kep. Natuna, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Perairan Timur Kep. Bintan - Kep. Lingga, Perairan Timur Bitung - Kep. Sitaro, Perairan Utara Pangkal Pinang, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Selat Karimata, Perairan Kep. Halmahera, Laut Natuna, Laut Maluku, Laut Jawa, Laut Halmahera, Perairan Selatan Kalimantan, serta Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.

Selain itu sejumlah wilayah perairan lain seperti Perairan Utara Sabang, Samudera Hindia barat Sumatera, Perairan Sabang – Banda Aceh, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan Selatan Banten hingga Sumbawa, Perairan Bengkulu – P. Enggano, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Perairan Barat Lampung, dan juga Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT berpotensi terjadi gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Nelayan yang menggunakan moda tranportasi Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m)

BMKG menghimbau kepada para nelayan maupun masyarakat yang bermukim dipinggir pantai untuk selalu waspada dalam beraktivitas. (Lka)

Artikel Terkait