Nasional

Moeldoko: Tugas KSP Mengawal Proyek Strategis Nasional

Oleh : very - Kamis, 15/08/2019 22:01 WIB

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko S.I.P saat menerima berbagai pihak ikhwal pembangunan kawasan terintegrasi di Kalimantan Utara, mulai dari PLTA, kawasan industri, dan pelabuhan laut internasional di Bina Graha, Jakarta, Kamis (15/8/2019). (foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Moeldoko mengatakan bahwa tugas Kantor Staf Kepresidenan adalah mengawal sejumlah proyek strategis nasional. Hal itu ditegaskan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko S.I.P saat menerima berbagai pihak ikhwal pembangunan kawasan terintegrasi di Kalimantan Utara, mulai dari PLTA, kawasan industri, dan pelabuhan laut internasional  di Bina Graha, Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Daerah Kalimantan Utara, PT Kayan Hidro Energi, PT Adhi Karya, dan PT Pelindo IV melaporkan perkembangan kerja sama, soal proyek pembangunan PLTA di S. Kayan dan di Kalimantan Utara.

PLTA berskala besar ini, nantinya dapat mengalirkan listrik sebesar 9.000 MW. Secara terpadu PLTA ini juga diintegrasikan dengan kawasan industri dan pelabuhan. “Tugas Kantor Staf Presiden untuk mengawal jalannya proyek strategis nasional tersebut,” tandas Moeldoko.

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menyampaikan, nantinya  akan dibangun 5 bendungan. Dengan kapasitas listrik terpasang, mulai dari 900 MW, 1.800 MW, dan 3.200 MW dan akan menjadi PLTA terbesar di Indonesia, setelah PLTA Asahan yang berkapasitas 600 MW.

Proyek yang diinisiasi oleh PT Kayan Hidro Energi ini sudah digagas sejak 2009, sampai akhirnya pada  Oktober 2018  ditandatangani kerja sama antara Kayan Hidro Energi dengan China Power.

PT Pelindo IV ditunjuk untuk membangun infrastruktur pelabuhan, sedangkan PT Adhi Karya bakal menggarap konstruksi. “Di lokasi tersebut telah disiapkan 12.000 hektar lahan dan sedang proses rekomendasinya oleh Bupati Bulungan,” ungkap Irianto.

Pembangunan PLTA ini akan menjadi  terbesar kedua sesudah yang ada di China. Dengan nilai investasi sekitar 27 miliar $ AS dan jangka waktu pembangunan sekitar 25 tahun.

Dampak lingkungan atas proyek ini juga terus dikaji untuk meminimalkan risiko. Agar hutan yang ada di daerah hulu bisa tetap lestari dan ketersediaan air baku tetap terjamin.

Pada tahap konstruksi diprediksi puluhan bahkan ratusan ribu bakal terserap dalam proses pembangunannya. Pun setelah selesai, kawasan terpadu juga akan memberi banyak lapangan pekerjaan, khususnya bagi masyarakat Kalimantan Utara. Irianto menekankan, tenaga lokal akan diperhatikan secara khusus dengan tetap memperhatikan syarat-syarat tertentu. “Kita  sudah melatih tenaga-tenaga konstruksi dari Kaltara,” ungkapnya.

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, PLTA S. Kayan diharapkan akan memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan sehingga wilayah ini dapat berkembang dengan pesat.  “Pembangunan infrastruktur teringrasi pada sebuah kawasan akan menambah kedekatan secara geografis, terlebih jika bicara  ekspor, akan memotong waktu dan jarak tempuh,” ucapnya.

Itulah sebabnya, ia menaruh harapan besar, proyek ini harus dilaksanakan secara fokus dan sungguh-sungguh. Dalam hal kemungkinan perpindahan ibukota ke Kalimantan, kawasan ini diharapkan menjadi pendukung dan magnet ekonomi wilayah timur Indonesia. Wujud Indonesia Sentris yang menjadi arah pembangunan di masa pemerintahan Presiden Jokowi. (Very)

Artikel Terkait