Nasional

Perkuat Pesatuan Indonesia,TIDI Usulkan Peningkatan Indeks Integrasi Nasional

Oleh : Mancik - Senin, 16/09/2019 09:30 WIB

Direktur TIDI Arya Sandhiyudha bersama narasumber usia diskusi bertajuk Mencegah Disintegrasi Bangsa dari Residu Pemilu Hingga isu Papua.(Foto:IST

Jakarta,INDONEWS.ID - Direktur Eksekutif The Indonesia Democracy Initiative (TIDI), Arya Sandhiyudha mengusulkan pentingnya perumusan dan peningkatan Indeks Integrasi Nasional (IIN) berbasis praktik Keadilan, Kebebasan, dan Kesejahteraan. Hal ini ia sampaikan saat diskusi bertajuk `Mencegah Disintegrasi Bangsa dari Residu Pemilu Hingga isu Papua` di Alia Hotel Kawasan Menteng Jakarta Pusat, Minggu,(15/09/2019) kemarin.

"Sebagai unsur pendukung Integrasi nasional delapan diantaranya adalah: Hubungan antar suku/daerah, Hubungan antar agama, Hubungan intra agama, Hubungan antar golongan sosial-ekonomi, persepsi warga asli - pendatang, peran lembaga adat, hubungan antar generasi (tua-muda), serta persepsi pusat-daerah." kata Arya.

Menurut peraih gelar Doktor bidang Ilmu Politik Hubungan Internasional dari kampus Turki ini, Indonesia sedapat mungkin melakukan penguatan terhadap delapan point tersebut di atas. Hal ini penting sebagai kekuatan bagi negara untuk membangun dan memperkuat integrasi nasional dari Sabang Sampai Merauke.

"Delapan komposit ini dapat menjadi ukuran Indonesia untuk membaca situasi tiap daerah ataupun agregat secara nasional. Kemudian menjadi pijakan membangun kualitas integrasi," jelas Arya.

Dalam diskusi yang dilakukan bersamaan dengan hari demokrasi internasional ini, Arya menerangkan, masyarakat Indonesia sudah semakin dewasa dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahun terlebih setelah pemilihan presiden berlangsung. Namun, ia kembali mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak menimbulakan gesekan yang tidak perlu.

"Pasca Pemilu residu benturan antar pendukung masih terasa, meski sudah sangat jauh berkurang dan tugas kita mengajak sebanyak mungkin warga negara untuk move on dan tidak terpancing lagi menjelang momen rutin rawan keretakan seperti Pilkada," ungkapnya.

Peraih Master dalam Bidang Studi Strategis dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura menerangkan, TIDI ke depan berkomitmen untuk mendorong pencapaian demokrasi Indonesia yang substansial. Salah satu langkah awal yang dilakukan oleh TIDI adalah melakukan diskusi dengan beberapa elemen pemuda dan tokoh yang memiliki semangat yang sama dalam pembangunan demokrasi Indonesia.

Adapun diksusi kemarin menghadirkan beberapa nasumer yakni Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Albertus Patty, Da`i Muda Habib Idrus Al Jufri, Tokoh Muda Papua Velix Wanggai, Pegiat Pemuda Katholik Lidya Natalia Sartono, Politisi beberapa Parpol, Profesor Bambang Shergi Laksono, dan Ekonom TIDI Handi Risza.

"Semangat dan komitmen kami bersama untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas demokrasi substansial, lebih dari sekedar menjalani demokrasi prosedural,"tutupnya.*

 

Artikel Terkait