Daerah

Kisah Sang Jenderal yang Merangkap Profesor Tanaman di Bangka

Oleh : Mancik - Minggu, 13/10/2019 18:30 WIB

Kepala BNPB Doni Monardo melakukan penanaman Mangrove bersama warga masyarakat di Pulau Bangka. (Foto:Dokumentasi BNPB)

Pangkal Pinang,INDONEWS.ID - Hamparan hijau tanaman mangrove yang tumbuh subur dan alami di Kawasan Konservasi Mangrove Munjang Kuarau Barat berhasil menggoreskan kesan tersendiri bagi orang nomor satu di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB sesaat setelah meninjau kawasan konservasi yang memiliki luas sekitar 800 hektar di Kabupaten Bangka Tengah.

"Saya terkesan. Mangrove di kawasan ini sangat natural sangat indah, dari konservasi alamnya dan sekarang jadi kawasan pariwisata," Kata Doni di sela-sela kegiatan tersebut. Sabtu,(12/10/2019) kemarin.

Kehadiran sang jenderal yang pernah sukses mempelopori program `Citarum Harum` di `Hutan Amazon`nya Bangka itu juga diisi dengan kegiatan penanaman bibit pohon mangrove.Usai menanam, Kepala BNPB kemudian berkeliling di kawasan konservasi yang juga disulap menjadi tempat wisata alami.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu juga menyampaikan apresiasi atas usaha dari pihak-pihak yang telah aktif melakukan penyelamatan lingkungan, khususnya hutan mangrove di wilayah Bangka.

Baginya hal penting yang bisa dicontoh dari semua itu ialah bagaimana kita bekerjasama mengembalikan fungsi mangrove sebagai penyerap karbon sekaligus penghasil oksigen.Selain itu magrove juga bisa menjadi benteng alam dan pelindung dari gelombang besar hingga tsunami.

Dari segi ekonomi, kawasan mangrove juga menjadi rumah-rumah bagi kepiting dan udang yang memiliki nilai jual tinggi.

Selain itu, pemanfaatan mangrove sebagai kawasan wisata seperti yang sudah dilakukan Bangka juga bisa menghasilkan pundi-pundi ekonomi yang berkelanjutan, asalkan pengelolaanya sesuai dengan keberlangsungan daripada ekosistem mangrove itu sendiri.

Kawasan Konservasi Mangrove Kuarau Barat telah menyabet penghargaan bergengsi Kalpataru pada bulan Juli 2019 lalu. Mulanya kawasan ini hanya memiliki luas 213 hektar.

Berkat usaha penanaman mangrove yang dilakukan sejak 2004 lalu dengan tingkat prosentasi keberhasilan pertumbuhan hingga 90% itu, kawasan semakin meluas hingga 800 hektar.

Selain konservasi dan wisata alam, hutan mangrove yang memiliki empat jenis tanaman masing-masing; Rizophora, Avicinea, Soneratia Alba, Api-api itu juga menjadi lokasi favorit para pecinta fotografi burung dan alam liar.

Selain itu banyak peneliti yang keluar masuk di wilayah lingkungan yang sangat terjaga dan terawat kelestariannya tersebut.

Soal tanaman, pengalaman dan pengetahuan Doni Monardo mungkin sudah melebihi ahli dan peneliti tanaman. Bak sang jenderal yang merangkap sebagai profesor tanaman.

Hal itu terbukti saat Doni mampu mengoreksi nama, jenis hingga asal muasal bibit tanaman yang diserahkan oleh panitia untuk ditanamnya pada kegiatan penanaman pohon di Kawasan Kalekak Nusantara itu.

"Ini yang benar bibit Kayu Hitam, dari Sulawesi. Bukan Pohon Kayu Ulin ya," kata Doni meluruskan yang disambut tawa rombongan.

Prosesi ritual penanaman itu juga dilakukan bersama-sama dengan Bupati Bangka Tengah beserta jajaran rombongan yang lain sehingga dalam sehari Doni Monardo telah menanam tiga jenis tanaman yang berbeda.

Harapan yang tersurat dari Kepala BNPB adalah agar daerah lain bisa mencontoh apa yang dilakukan orang-orang pemerhati dan peduli dengan lingkungan seperti yang bisa dilihat di Provinsi Bangka Belitung.

"Daerah lain harus bisa mencontoh kemauan dari apa yang sudah dilakukan masyarakat peduli lingkungan Bangka untuk masa depan cucu kita semua," tutup Doni.*

 

 

Artikel Terkait