Bisnis

Hadapi Krisis Global, Ekonom Minta Pemerintah Lakukan Ini

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 14/10/2019 16:30 WIB

Ekonom Chatib Basri (Foto: Kinibisa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Krisis perekonomian global yang terjadi saat ini diprediksi akan berlangsung lama. Merespon kondisi ini, Indonesia pun diharapkan perlu meningkatkan pendapatan dari sejumlah sektor.

Nantinya, pendapatan itu bakal menjadi tulang punggung perekonomian tanah air hingga 2021. Hal ini diungkapkan Ekonom Chatib Basri seperti dikutip dari Minews.id pada Minggu (13/10/19).

Chatib menambahkan, salah satu lini bisnis Indonesia yang mula-mula terpukul adalah industri yang bergerak di bidang bahan baku. Seperti komoditi dan produk setengah jadi, yang biasa diekspor ke China.

“Penerimaan negara dari pajak juga sangat drop akibat bisnis lesu dan harga komoditas yang jatuh. Kemudian saat ini sektor riil juga ikut terpukul. Misalnya Penjualan Astra tahun ini turun 14 persen dibanding tahun lalu,” ujarnya di Jakarta.

Ia menilai bahwa saat ini secara fiskal dan moneter, kondisi ekonomi Indonesia masih cukup aman. Sementara di sektor riil juga perlu segera disupport, lantaran saat ini impor selalu lebih banyak dari ekspor.

“Kondisi tersebut lama-lama akan pengaruh ke keuangan Indonesia,” kata dia.

Selain itu, sejumlah perusahaan di Indonesia terancam default alias gagal berbisnis karena kebanyakan hutang. Yang menjadi kekhawatiran adalah default ini berpotensi menjadi cross default dan meluas ke yang lain sebagai efek domino.

“(Maka) ekonomi digital mau gak mau harus disiapkan. Kedepan semua akan (pakai skema) bisnis dengan cara digital. Ibarat dulu orang naik kuda kemudian ganti naik mobil. Sekarang bisnis conventional, nantinya semua digital,” ujar dia.

Chatib lalu memberikan contoh, berdasarkan info dari Komisaris Utama Tokopedia Agus Martowardoyo, saat ini Tokopedia pelanggannya 95 juta pengunjung. Sedangkan pedagangnya atau yang jualan via Tokopedia sudah 6,5 juta orang.

“Banyak yang jualan adalah ibu rumah tangga. Transaksi 24 jam dilakukan di rumah dan sangat efisien,” kata dia.

Di sisi lain Menteri Keuangan tahun 2013-2014 ini juga menyoroti soal sektor infrastruktur yang dianggap tak selalu memacu pertumbuhan ekonomi. Kata dia, BUMN Indonesia yang bergerak di bidang infrastruktur akan alami kesulitan karena hutang sangat besar.

“Jalan-jalan tol yang dibangun BUMN di Sumatera sepi sehingga operasional sangat rugi,” ujar dia.

Termasuk jumlah pengangguran dari lulusan SMA dan universitas naik. Angka pengangguran lulusan SMP dan SD menurun karena banyak yang mendapat kerja sebagai ojek online.

“Siswa siswa lulusan SMA/Universitas yang nganggur berpotensi mengganggu politik indonesia di Medsos sehingga banyak muncul Hoax,” kata dia.*(Rikardo).

Artikel Terkait