Nasional

Fachrul Razi Bukan Satu-satunya Menteri Agama Berasal dari Militer

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 25/10/2019 06:35 WIB

Menteri Agama RI Fachrul Razi (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Jokowi memilih mantan Wakil Panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi dalam Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024. Jokowi meminta Fachrul Razi mengurus pencegahan radikalisme.

"Bapak Jenderal Fachrul Razi sebagai Menteri Agama. Ini untuk urusan berkaitan radikalisme, ekonomi keumatan dan terutama haji," kata Jokowi, pada Rabu (23/10).

Dari data yang dihimpun, ternyata Fachrul Razi bukan-satu-satunya menteri agama dari kalangan militer. Di era pemerinthan Presiden Soeharto bahkan, tercatat dua kali pergantian menteri agama dan semuanya dari kalangan militer.

Alamsyah Ratu Perwiranegara

Di era Presiden Soeharto, Menteri Agama yang pernah dijabat dari kalangan militer adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Alamsyah Ratu Perwiranegara. Ia menjadi menteri agama dalam kabinet Pembangunan III. Dia menjabat sejak 29 Maret 1978 sampai 19 Maret 1983.

Selain menjadi menteri agama, Alamsyah juga pernah menjadi menteri koordinator bidang kesejahteran tahun 1983-1988 dalam kabinet pembangunan IV.

Alamsyah juga sempat menjadi Duta Besar RI untuk Belanda pada tahun 1972-1974. Karena kondisi kesehatannya menurun, Alamsyah digantikan oleh Letjen Sutopo Juwono. Dia kemudian diangkat menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Alamsyah pernah mengikuti pendidikan militer Gyu Gun pada masa penjajahan Jepang. Kemudian setelah Indonesia merdeka, dia dikirim ke India untuk mengikuti pendidikan ilmu kemiliteran di Senior Officer Course di Mhow dan kemudian melanjutkan pendidikan di General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.

Tarmizi Taher

Menteri agama dari kalangan militer yang kedua di era pemerintahan Soeharto untuk melanjutkan kabinet pembangunan VI Presiden Soeharto. Dia adalah Laksamana Muda TNI (Purn) dr Tarmizi Taher, seorang dokter sekaligus tokoh militer yang pernah menjadi menteri agama periode 1993-1998.

Seperti dilansir Antara, setelah menyelesaikan pendidikan dokter di Universitas Airlangga tahun 1964, Tarmizi meniti karier di TNI AL dan pensiun dengan pangkat Laksamana Muda. Selama berkarier di dunia militer, Tarmizi pernah menjadi Perwira Kesehatan di KRI Irian, Juru Bicara Fraksi ABRI di MPR, dan Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI-AL.

Selama menjabat menteri, dua inisiatif penting yang dia laksanakan adalah pengembangan Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) dan pembentukan Dana Abadi Umat (DAU). Selepas menjadi menteri, dia ditugaskan ke Oslo sebagai Duta Besar RI untuk Norwegia merangkap Islandia.

Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 20062011 dan rektor pada Universitas Islam Az-Zahra di Jakarta periode 20042008. Dia dianugerahi doktor honoris causa di bidang dakwah oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fachrul Razi

Kini di era Presiden Jokowi, tokoh militer kembali menjabat sebagai menteri agama. Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi menjadi menteri di kabinet Indonesia Maju. Fachrul Razi sekolah di Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada tahun 1970. Di militer dia sangat berpengalaman dalam bidang infanteri.

Beberapa posisi strategis di militer sempat diduduki oleh Fachrul Razi. Dia pernah menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad, kemudian Wakil Asisten Operasi KASAD, Kepala Staf Daerah Militer VII/Wirabuana dan Gubernur Akademi Militer (1996-1997).

Tak hanya itu, Fachrul juga sempat menjabat sebagai Asisten Operasi KASUM ABRI (1997-1998), lalu Kepala Staf Umum ABRI (1998-1999), dan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan. Pada tahun 1999-2000, Fachrul Razi menjabat sebagai Wakil Panglima TNI. Setelah pensiun dari tentara, Fachrul aktif di bidang bisnis dan sosial.

Fachrul Razi menduga Presiden Jokowi menunjuk dirinya mengurus agama karena kegiatannya selama ini. Dia mengaku sering keliling daerah untuk memberikan ceramah agama Islam.

Fachrul mengatakan, sering membawakan tema terkait ajakan Islam yang damai. Karena itu, Presiden Jokowi memberikan tugas untuk mengurusi masalah radikalisme.

"Bapak ditanya kenapa jadi Menag kan tentara bagaimana ceritanya. Saya mencoba apa yang di benak pak Jokowi, dia melihat dan mendengar saya keliling kemana ceramah, temanya ajakan damai, Islam damai," ujar Fachrul di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10).

Artikel Terkait