Internasional

BNPB Hadiri Hari Kesadaran Tsunami Dunia di Markas PBB

Oleh : Mancik - Rabu, 06/11/2019 19:30 WIB

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB,Wisnu Widjaja, menghadiri Hari Kesadaran Tsunami Dunia (WTAD) 2019 di Markas PBB, New York, USA.(Foto:Dokumentasi BNPB)

Jakarta, INDONEWS.ID - Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB,Wisnu Widjaja, menghadiri Hari Kesadaran Tsunami Dunia (WTAD) 2019 di Markas PBB, New York, USA (5/11). Deputi hadir mewakili Kepala BNPB yang mendapatkan undangan dari Perutusan Tetap RI untuk PBB (PTRI New York) sebagai salah satu pembicara dalam sesi diskusi panel. Jakarta, Rabu,(6/11/2019).

PTRI New York sendiri merupakan salah satu penyelenggara kegiatan tersebut bersama dengan beberapa perwakilan negara lainnya seperti Chile, Jepang, Maldives, Australia, Norwegia, Peru, serta UNDRR dan UNDP.

Di samping sesi diskusi panel, peringatan WTAD di New York terdiri dari 2 acara lainnya, yaitu dialog lintas generasi yang disiarkan langsung di laman facebook UNDRR dan UN Web TV serta ditutup dengan resepsi di malam hari.

Sesi diskusi panel yang dibuka oleh Ms.Mami Mizutori (Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk PRB) sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan berbagi pembelajaran dalam pengurangan risiko tsunami, pembangunan rekonstruksi tangguh, serta integrasi tsunami dalam strategi pengurangan risko multi ancaman bencana dan sistem peringatan dini.

  Suasana Kegiatan Hari Kesadaran Tsunami Dunia (WTAD) 2019 di Markas PBB, New York, USA.(Foto:Dokumentasi BNPB(Foto:Dokumentasi BNPB)

Pada kesempatan tersebut, Deputi menyampaikan paparan bertajuk “Prepare to be Safe: Indonesian Way to Deal with Tsunami” yang berisi pengalaman Indonesia dalam menghadapi tsunami yang disebabkan oleh tektonik dan nontektonik.

Di samping itu juga disampaikan upaya-upaya Indonesia dalam meningkatkan kapasitasnya untuk menghadapi tsunami, termasuk di antaranya pemanfaatan data dan teknologi untuk inovasi InaRISK, pengembangan MHEWS, Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami, pendekatan PRB berbasis ekosistem (green belt dan coastal vegetation), pembangunan shelter evakuasi vertikal, pemasangan rambu dan papan informasi, serta pendekatan gerakan seperti Sekolah Laut dan Hari Kesiapsiagaan Bencana.*

 

 

 

 

Artikel Terkait