Bisnis

Waspadai Produk Palsu, UJP Edukasi Masyarakat Industri Gunakan Produk Resmi

Oleh : Ronald - Rabu, 04/12/2019 22:59 WIB

Direktur PT Usaha Jaya Primatek, Tommy Halim (batik hijau) bersama Distributor Area Sumatera, Steven, di sela acara `The 30th International Manufacturing, Machinery, Equipment, Materials and Services Exhibition` di JIExpo, Kemayoran, Rabu (4/12/2019). (Foto : ronal)

Jakarta, INDONEWS.ID - Peredaran barang palsu di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tak hanya produk konsumer, produk palsu juga terjadi pada industri manufaktur dan konstruksi. 

Praktik pemalsuan produk tersebut tentu saja menyebabkan kerugian yang besar bagi pelaku industri itu sendiri, yakni produsen. Tak hanya itu, kerugian juga berimbas kepada si pengguna produk yaitu konsumen juga merek dari produk itu sendiri dan yang paling luas lagi adalah negara. 

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), kerugian ekonomi nasional yang diakibatkan oleh pemalsuan produk di Indonesia tiap tahunnya terus mengalami meningkat.

Misalnya saja, pada tahun 2005, kerugian ekonomi mencapai Rp.4,41 triliun dan angkanya meningkat tajam ditahun 2014 yang mencatatkan kerugian hingga Rp.65,1 triliun. Tak hanya itu, negara juga dirugikan dalam hal penerimaan pajak akibat praktik pemalsuan produk. 

Pemalsuan produk tak hanya dialami oleh produk konsumer (consumer goods) namun juga produk-produk untuk pabrikan. Seperti yang dialami oleh PT Usaha Jaya Primatek (UJP), perusahaan trading & distributor alat-alat manufaktur, konstruksi dan pertambangan dari luar negeri  seperti Inggris, Jerman, Itali, Korea, Australia, Jepang dan Cina. Salah satu produk yang dijual oleh Usaha Jaya Primatek yaitu Gasket produksi pabrikan Austria Klinger juga telah dipalsukan.

"Perusahaan kami memiliki komitmen dalam menghadirkan produk-produk berkualitas untuk mendukung industri di tanah air. Namun praktik pemalsuan telah merugikan banyak pihak, mulai dari produsen hingga konsumen sebagai pengguna akhir atau end-user tidak mendapatkan haknya atas keamanan dan kualitas produk yang seharusnya," ujar Direktur Usaha Jaya Primatek (UJP), Tommy Halim, saat jumpa pers di tengah-tengah gelaran“The 30th International Manufacturing, Machinery, Equipment, Materials and Services Exhibition” JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).

Dijelaskan Tommy, Gasket Klinger adalah produk pelapis sambungan antara dua pipa yang berfungsi mencegah kebocoran. Produk ini, diungkapka Tommy, biasa digunakan oleh pabrikan, industri pertambangan dan juga kendaraan bermotor. 

“Kebocoran, rembesan cairan pada pipadapat merusak mesin dan pada penggunaan pipa beraliran kimia atau tekanan tinggi dapat menjadi sangat berbahaya. Oleh karena itu kualitas produk pelapis sangat penting fungsinya untuk mencegah kerugian dan bahaya kerja.” ujar Tommy lagi.

Tommy pun menjelaskan bahwa seringkali produk palsu sekilas mirip dengan barang yang asli. Hanya saja, untuk kualitas, komponen, dan kinerja internal gagal memenuhi standar. 

"Sehingga produk mudah rusak dan sering berakibat kerugian gagal produksibahkan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja," jelasnya.

Karena itu, untuk mengantisipasi tindakan pemalsuan tersebut, Tommy mengatakan bahwa diproduknya ini (Gasket Klinger) dilengkapi dengan hologram pada produknya dan juga sertifikat dari principal. Hanya saja, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, Tommy mengakui jika praktik pemalsuan ini masih kerap terjadi.

"Upaya yang kami lakukan untuk melawan itu (pemalsuan) adalah selalu berusaha mengingatkan dan memberikan edukasi kepada para konsumen untuk memastikan ke aslian produk yang dibeli dengan melakukan pengecekan kepada distributor langsung atau dealer resmi," ujarnya.

Tommy sadar bahwa pemalsuan produk merupakan masalah bagi banyak industri. Karena itu, pihaknya merasa perlu untuk menyuarakan hal ini agar menjadi perhatian pihak-pihak terkait. 

Menurutnya, masalah pemalsuan tidak dapat ditangani sendiri namun perlu kerjasama dengan para pemangku kepentingan yaitu masyarakat, konsumen, para penegak hukum  dan pemeritah. 

"Sebagai bangsa yang besar tentunya kita berharap dapat menunjukan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia memiliki komitmen dalam menangani produk palsu.” tutup Tommy. (rnl)

Artikel Terkait