Nasional

UN Dihapus, Pengamat: Tepat, Dananya Bisa Buat Guru yang Hidup Serba Minimalis

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 11/12/2019 20:01 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Pengamat pendidikan Budi Trikorayanto merespon positif keputusan Mendikbud Nadiem Makarim soal penghapusan Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang mulai diberlakukan pada 2021.

Trikorayanto menilai keputusan menteri Nadiem tersebut merupakan langkah tepat. Sebab pemetaan UN sebelumnya nyaris tak berguna. Selain tidak menentukan kelulusan, UN juga dinilai tak membantu memperbaiki kompetensi bagi para peserta didik.

“Saya senang UN dihapus, buang-buang duit saja. Mending (dananya) buat guru kontrak atau guru honor yang hidupnya serba minimalis,” katanya ketika dihubungi Indonews.id pada Rabu, (11/12/2019).

Selanjutnya soal deg-degan saat UN, Budi mengatakan, itu adalah hal yang wajar karena memang harus dihadapi dengan serius. Namun, ke depan yang perlu diperbaiki adalah bukan soal UN semata, namun soal upaya dari masing-masing sekolah untuk menghasilkan anak-anak yang terdidik dan cerdas.

“Salah satunya adalah sekolah mengevaluasi hasil didikannya dengan berbasis portofolio, penilaian secara menyeluruh seperti lewat praktikum atau karya-karya nyata dari penugasan, bukan sekedar evaluasi pilihan ganda saja,” ujarnya.

Selain itu, Budi juga menganjurkan agar Mendikbud perlu memperhatikan kesejahteraan para guru. “Guru harus mengajar dengan perut kenyang dan martabatnya terjaga,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah mengumumkan untuk menghapus Ujian Nasional (UN) dan diganti dengan sistem Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Alasan dihapusnya UN adalah supaya menciptakan kesinambungan sistem pendidikan dan dunia industri. Selain itu, untuk mengurangi tingkat stres yang tinggi pada siswa saat persiapan ujian nasional.

 

Artikel Terkait