Nasional

Sultan Haitham bin Tariq Terpilih Jadi Pemimpin Oman yang Baru Menggantikan Qaboos

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 12/01/2020 10:30 WIB

Sultan Haitham bin Tariq Al Said yang baru dilantik di Oman menerima belasungkawa selama pemakaman sepupunya, almarhum Sultan Qaboos, di Muscat [Sultan Al Hasani / Reuters]

Jakarta, INDONEWS.ID - Sultan Haitham bin Tariq ditunjuk menjadi pemimpin baru Oman menggantikan Sultan Qaboos bin Said yang wafat. Mantan menteri kebudayaan dan sepupu Sultan Qaboos itu dilantik di hadapan dewan keluarga yang berkuasa pada Sabtu pagi, hanya beberapa jam setelah pengumuman kematian Sultan Qaboos.

Televisi pemerintah mengatakan pihak berwenang telah membuka surat wasiat Sultan Qaboos yang menyebutkan penggantinya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, sebelum mengumumkan Haitham bin Tariq sebagai penguasa baru, menurut laporan Al Jazeera.

"Haitham bin Tariq dilantik sebagai sultan baru negara itu ... setelah pertemuan keluarga yang memutuskan untuk menunjuk orang yang dipilih oleh sultan," kata pemerintah dalam sebuah unggahan Twitter.

Dalam pidato perdananya, Sultan Haitham bin Tariq al-Said, berjanji pada hari Sabtu untuk mempertahankan kebijakan luar negeri Oman yang dibangun di atas koeksistensi damai dan mempertahankan hubungan persahabatan dengan semua negara.

Dikutip dari Reuters, 11 Januari 2020, dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah, ia juga menyerukan upaya untuk mengembangkan produsen minyak yang relatif kecil, melanjutkan jalur pendahulunya Sultan Qaboos bin Said yang meninggal pada hari Jumat. Qaboos, yang membangun Oman modern, telah bertindak sebagai mediator regional.

"Kami akan terus mengikuti jalan yang sama dengan yang diadopsi almarhum sultan... merangkul kebijakan luar negeri berdasarkan pada hidup berdampingan secara damai di antara orang-orang dan negara-negara tanpa campur tangan dalam urusan domestik negara-negara lain," katanya dalam pidato pertama yang disiarkan di televisi negara.

"Kami akan terus seperti biasa ... berkontribusi dan menyerukan solusi damai dan bersahabat untuk semua perselisihan," lanjutnya sambil memberikan penghormatan kepada almarhum sultan.

"Yang paling tidak kami harapkan adalah mengikuti jejak Qaboos dan tetap dibimbing oleh kebijaksanaannya ke masa depan, dan melestarikan ... pencapaian yang ia capai," kata Sultan Haitham bin Tariq.

Sultan Haitham bin Tariq juga menyerukan upaya untuk mengembangkan negara penghasil minyak yang relatif kecil dan berjanji untuk terus bekerja untuk meningkatkan standar hidup rakyat Oman.

Sultan Oman Qaboos bin Said meninggal pada Jumat, 10 Januari 2020. Pemerintah Oman menyatakan berkabung selama 3 hari. Sumber: Reuters

Sultan Oman, Qaboos bin Said, 79 tahun, meninggal pada Jumat, 10 Januari 2020. Sultan Qaboos tercatat sebagai pemimpin terlama yang memimpin Oman.

Sultan Qaboos menjadi orang nomor satu di Oman sejak 1970. Atas kematiannya, Pemerintah Oman memberlakukan hari berkabung selama tiga hari, namun bendera setengah tiang akan dikibarkan di kantor-kantor pemerintahan sampai 40 hari ke depan.

Sultan Qaboos tidak punya anak dan dia tidak menunjuk secara terbuka siapa penerusnya setelah dia meninggal, sebelum akhirnya Sultan Haitham bin Tariq al-Said dilantik setelah surat wasiat Sultan Qaboos dibaca keluarga.

Qaboos bin Said Al Said merebut kekuasaan dari tangan ayahnya melalui kudeta yang diwarnai pertumpahan darah pada 1970. Sebelum terjadi kudeta, Oman adalah negara yang terisolasi dan miskin.

Di bawah kepemimpinan Qaboos bin Said Al Said yang berkuasa hampir lima dekade, Qaboos bin Said Al Said menuai pujian karena telah menggunakan kekayaan minyak yang dimiliki Oman untuk mengubah negara itu dari negara miskin menjadi negara yang kaya dan populer di kawasan Teluk. Sultan Qaboos bin Said Al Said menghidupkan sektor pariwisata negaranya dan meningkatkan standar hidup warga Oman.*(Rikardo).

Artikel Terkait