Pojok Istana

Presiden Jokowi Heran Masyarakat Lebih Suka Isu Pesimistis yang Disebarkan Saracen

Oleh : very - Kamis, 31/08/2017 14:24 WIB

Presiden Jokowi tinjau pembangunan infrastruktur. (Foto: Setkab.go.id)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo mengatakan pengusaha dan investor semestinya tidak perlu lagi wait and see atau bersikap menunggu dalam berekspansi dan berinvestasi. Pasalnya, momentum perbaikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri terus berjalan.

"Wartawan sering tanya ke saya, Pak Pengusaha masih wait and see. Loh saya jawab apalagi sih yang di-wait (ditunggu) dan di-see (dilihat). Jangan sampai melewatkan momentum," kata Presiden di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Presiden hadir memimpin peresemian pencatatan investasi sekuritisasi aset KIK EBA Mandiri JSMR01 milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Surat berharga tersebut berbasis pendapatan Tol Jakarta Bogor-Ciawi (Jagorawi).

Jokowi mengatakan, saat ini momentum pertumbuhan ekonomi terus menggeliat. Namun, Jokowi mengaku heran, karena isu yang terangkat di masyarakat justru cenderung negatif.

"Tapi kita ini senengnya yang kaya Saracen. Momentum ini jangan dilupakan seharusnya," ujarnya.

Presiden Jokowi mengatakan, indikator momentum terus bertumbuhnya ekonomi terlihat dari meningkatnya kepercayaan lembaga-lembaga ekonomi internasional dan juga negara lain.

"Jangan sampai lupa, kita sudah mendapat peringkat layak investasi (investment grade) dari tiga lembaga," katanya, merujuk pada peringkat utang yang diberikan Fitch Ratings, Moodys Services, dan Standard and Poors.

Kemudian, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia juga meningkat, yang terlihat dari survei "OECD-Government at Glance". Indikator kemudahan investasi dari "Ease of Doing Business" juga membaik, dan ditargetkan bisa terus membaik ke peringkat 40.

"Ini ada momentum, kok masih ada yang pesimis. Apalagi yang dicari," ujarnya.

Fundamental ekonomi domestik, kata Jokowi, juga membaik. Ini terlihat dari laju inflasi yang pada tahun ini yang diperkirakan berada bawah 4 persen atau lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

"Karena inflasi rendah ini pada pekan kemarin BI juga sudah sampaikan bahwa bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate itu sudah turun ke 4,5 persen," ujarnya.

Artikel Terkait