Nasional

Sikapi Maraknya Pengungsi Rohingya, TNI AD Perketat Penjagaan Wilayah Perbatasan

Oleh : luska - Kamis, 07/09/2017 23:50 WIB

Kadispen TNI AD, Brigjen Alfret Deny Tuejeh.(Indonews.id/Luska)

Jakarta, INDONEWS.ID - Krisis kekerasan kemanusian yang terjadi di Rakhine, Myanmar, sempat membuat mata dunia terbelalak. Kekerasan yang melanda etnis kaum Rohingya ini mendapatk beragam kecaman terkait aksi persekusi yang dilakukannya terhadap warga etnis Rohignya, tetapi ternyata negara yang dipimpin oleh junta militer tersebut masih mendapatkan dukungan.

Persekusi yang berujung pembantaian ini mengakibakan puluhan ribu korban yang merupakan warga Rohingya ini bertebaran menyelamatkan diri ke segala penjuru negara tetangga melalui jalur laut.

Puluhan ribu pengungsi Rohingya yang terdiri dari kaum wanita,anak,anak dan laki-laki ini nekat menyebrang dengan menggunakan perahu kayu apada adanya, bahkan, masuknya para pengungsi ini terkadang tanpa disadari oleh militer yang ada di perbatasan.

Tidak menutup kemungkinan para pengungsi tersebut juga mendatangi negara Indonesia untuk berlindung. Menyikapi hal tersebut TNI melalui Kadispen TNI AD, Brigjen Alfret Deny Tuejeh menegaskan, pihaknya bakal melakukan penangkapan terhadap pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia secara ilegal.

‎”Kami akan tangkap para pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah Indonesia, baik dari Malaysia, Thailand, atau Filipina,” kata Alfret kepada wartawan di Pusat Media Kartika Dinas Penerangan TNI AD, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2017).

Terkait penangkapan tersebut, TNI AD akan bekerjasama dengan jajaran terkait seperti kepolisian setempat, dan Bea Cukai. Penangkapan disini untuk melakukan pemeriksaan kedatangan pengungsi Rohinya tersebut Ilegal atau legal.

Selain itu TNI AD juga lebih memperketat penjagaan di seluruh wilayah perbatasan.

Ditambahkan Kadispenad, pasukan di perbatasan itu bukan hanya bukan hanya TNI, melainkan ada Bea Cukai, imigrasi, karantina, dan jajaran aparat lainnya.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sangat mengecam aksi kekerasan dan krisis kemanusiaan yang terjadi terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.

Presiden pun gerak cepat langsung mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudirini untuk bertandang ke Myanmar dan Bangladeh.

Namun sebelumnya Presiden Jokowi telah mengeluarkan pernyataannya terkait krisis kemanusiaan etnis Rohingya. Berikut pernyataannya :

Saya dan seluruh rakyat Indonesia, kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi Rakhine State, Myanmar.

Perlu sebuah aksi nyata bukan hanya pernyatan kecaman-kecaman. Dan pemerintah berkomitmen terus untuk membantu kriris kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil Indonesia dan juga masyarakat internasional.

Saya telah menugaskan Menlu dan duta besar Indonesia menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak termasuk dengan sekjen PBB Antonio Guterres dan komisi penasihat khusus untuk Rakhine State, Kofi Annan.

Dan sore tadi Menlu telah berangkat ke Myanmar untuk meminta pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan, agar memberikan perlindungan kepada semua warga termasuk muslim di Myanmar dan agar memberikan akses bantuan kemanusiaan.

Untuk penanganan kemanusiaan aspek konflik tersebut, pemerintah telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan. Ini di bulan Januari dan Februari sebanyak 10 kontainer.

Juga telah membangun sekolah di Rakhine State dan juga segera akan membangun rumah sakit yang dimulai Oktober yang akan datang di Rakhine State.

Indonesia juga telah menampung pengungsi dan memberikan bantuan yang terbaik.

Saya juga menugaskan Menlu untuk terbang ke Dakha di Bangladesh dalam rangka menyiapkan bantuan kemanusiaan pengungsi-pengungsi yang ada di Bangladesh. Kita harapkan minggu ini, kita akan mengirim lagi bantuan makanan dan obat-obatan.

Sekali lagi kekerasan dan krisis kemanusiaan ini harus segera dihentikan. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada malam ini. Terima Kasih. Wassalamualaikum wr wb. (Lka)

Artikel Terkait