Nasional

Dapat Kecaman Soal Ungkapannya, Panglima TNI : Saya Tidak akan Marah dan Sangat Menghargai

Oleh : luska - Rabu, 27/09/2017 17:14 WIB

Panglima TNI hadiri diskusi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bertajuk Pancasila dan Integritas Bangsa, Rabu (27/9/2017).(Indonews.id/Luska)

Jakarta, INDONEWS.ID - Karena ungkapannya soal ada lembaga negara non militer yang mencatut nama Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembelian 5000 senjata secara ilegal, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menuai berbagai kecaman positif maupun negatif dari berbagai kalangan. Menanggapi kecaman yang selalu menyudutkan dirinya, Panglima TNI justru dengan santai menerimanya.

Panglima TNI menganggap mereka yang menyudutkan dirinya dengan berbagai macam pemikiran negatif itu adalah penonton sepak bola yang berada pada barisan belakang sehingga tidak melihat dengan jelas kesalahan yang terjadi di lapangan.

"Jadi begini ibarat kita nonton sepak bola, penonton dari belakang bilang offside dan yang di samping bilang tidak offside," jelas Panglima Gatot usai jadi pembicara dalam focus group discussion (FGD) diskusi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bertajuk `Pancasila dan Integritas Bangsa`,    di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (27/9/2017).

Dikatakan Gatot, dirinya tidak akan marah mendapati dirinya saat ini sedang digunjingkan dengan berbagai opini yang berbeda beda, Panglima TNI mengatakan kalau dirinya sangat menghargai berbagai persepi orang yang ditujukan kepadanya.

"Masa saya harus marah. Saya bilang dia orang nontonnya di belakang. Orang punya persepsi, saya hargai, itu saja," pungkasnya.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tiba di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/9/2017) sekitar pukul 13.50 WB. 

Panglima TNI menjadi salah satu pembicara dalam diskusi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bertajuk `Pancasila dan Integritas Bangsa`.

Diskusi Fraksi PKS berlangsung di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Puluhan wartawan. Awak media ingin menanyakan kepastian soal pembelian 5.000 pucuk senjata api oleh institusi di luar militer, seperti yang ia ungkapkan.

"Nanti, nanti lah, jangan sekarang. Semua pasti kebagian (penjelasannya)," ujar Gatot singkat.

Isu senjata ini mulai ramai saat Jumat (22/9/2017) lalu saat Panglima TNI menyebut ada institusi tertentu yang akan membeli 5.000 pucuk senjata dengan mencatut nama Presiden. Gatot mengucapkan, data tersebut akurat. Sontak saja, ucapan Gatot ini sempat membuat geger.

Menanggapi hal tersebut, Minggu (24/9/2017) sore, Menteri Koordinasi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menggelar keterangan pers. Kepada wartawan, Wiranto menyampaikan tidak ada pemesanan 5.000 senjata. Setelah diklarifikasi ke pihak-pihak terkait, yang ada adalah BIN memesan 500 pucuk senjata laras pendek mikik PT. Pindad (Persero) untuk keperluan pendidikan.

Karena senjata tersebut bukan spesifikasi militer, BIN tidak perlu izin ke Mabes TNI tetapi ke Mabes Polri untuk membelinya ke Pindad. Dan prosedur tersebut sudah dilakukan. (Lka)

 

Artikel Terkait