INDONEWS.ID

  • Jum'at, 25/01/2019 12:20 WIB
  • Komunitas Tenun Tradisional Persiapkan Deklarasi Sambut Hari Tenun Nasional

  • Oleh :
    • very
Komunitas Tenun Tradisional Persiapkan Deklarasi Sambut Hari Tenun Nasional
Dialog dalam rangka mempersiapan Hari Tenun Nasional, di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Kamis (24/1/2019). (Foto: Indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Komunitas Tenun Tradisional yang diwakili oleh Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI), Traditional Textile Art Society of South East Asia – ASEAN (TTASSEA), Museum Tekstil Jakarta, para pengamat, pemerhati tenun menggelar dialog dalam rangka mempersiapan Hari Tenun Nasional, di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Kamis (24/1/2019).

Hadir sebagai narasumber yaitu, Dr. Anna Mariana, yang merupakan Ketua Panitia Hari Tenun Nasional, Dr. Mariah Waworuntu, Sekjen TTASSEA, dan Tengku Ryo, Ketua KTTI.

Baca juga : ERP HashMicro, Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Mengurangi Tingkat Presenteeism

Tengku Ryo mengatakan, dialog itu diselenggarakan karena melihat anak-anak muda saat ini semakin jauh dari akar budayanya antara lain tenun tradisional. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan tenun tradisional yang sangat beragam.

Tengku Ryo mengatakan, salah satu ikrar dalam Kebangkitan Nasional Indonesia selain peningkatan di dunia pendidikan, juga mengusahakan ketahanan sandang nasional. “Karena itulah kita mengangkat semangat kebangkitan nasional karena semangat nasional ini perlu digaungkan kembali. Tenunlah yang menyatukan Indonesia,” ujarnya.

Baca juga : Semarak Puasa Ramadan dalam Mereduksi Fenomena Islamofobia

Mariah Waworuntu mengatakan, berdasarkan sejumlah penelitian ditemukan bahwa tenun tradisional sudah ditemukan sejak 300 tahun yang lalu.

Menurutnya, tenun tradisional Indonesia berbeda dengan tenun dari negara-negara lain karena tenun Indonesia sangat khas. Kekhasan tenun Indonesia terletak dalam filsafatnya, yaitu memiliki warna, motif dan ukuran yang khas.

Baca juga : PJ Bupati Maybrat Berikan Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Lukris Irjanti Kambu S.STP di KambuFatem

(Komunitas Tenun Tradisional yang diwakili oleh Komunitas Tekstil Tradisonal Indonesia (KTTI), Traditional Textile Art Society of South East Asia – ASEAN (TTASSEA), Museum Tekstil Jakarta, para pengamat, pemerhati tenun menggelar dialog dalam rangka mempersiapan Hari Tenun Nasional, di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Kamis, 24/1/2019).

Nita Kenzo salah satu peserta dialog dari pendiri Galeri Batik Jawa Indigo mengatakan, tenun merupakan saudara kembar tua dari batik Indonesia. “Batik itu tidak pernah berkembang kalau tenun itu tidak ada. Jadi, tenun itu juga harus dilestarikan,” ujarnya.

Cut Kamaril, dosen dari Universitas Negeri Jakarta, yang juga dari Cita Tenun Indonesia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan tenun Indonesia ke UNESCO untuk dicatatkan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. “Kami bahkan sudah dua kali mengajukan tenun tradisional ke pihak UNESCO, namun belum berhasil dengan baik seperti batik,” ujarnya.

Karena itu, Anna Mariana mengharapkan kehadiran Presiden Joko Widodo dalam acara Deklarasi Hari Tenun Nasional yang akan diadakan pada 24 Februari 2019 mendatang. Acara ini hanyalah seremoni agar Presiden bisa menetapkan Hari Tenun Nasional pada 7 September mendatang. “Penetapan tanggal 7 September ini karena bertepatan dengan peresmian sekolah tenun pertama,” ujarnya. (Very)

Artikel Terkait
ERP HashMicro, Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Mengurangi Tingkat Presenteeism
Semarak Puasa Ramadan dalam Mereduksi Fenomena Islamofobia
PJ Bupati Maybrat Berikan Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Lukris Irjanti Kambu S.STP di KambuFatem
Artikel Terkini
Promo Smartphone di Blibli Yang Tidak Boleh Anda Lewatkan
Simak Ya! Kini Anda Bisa Dapatkan Samsung S23 Ultra di Marketplace Ini
Amicus Curiae & Keadilan Hakim
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas