Oleh : Rudi S Kamri *)
Pada hari Minggu, 14 Juli 2019 Presiden Jokowi dengan bahasa yang lugas, tegas dan sangat jelas menyampaikannya pidato politik di Sentul International Convention Center (SICC). Ini adalah pidato terkeren dari seorang Jokowi yang pernah saya dengar. Jokowi terlihat dengan jelas sangat menguasai permasalahan yang dihadapi Indonesia dan tahu pasti apa yang harus dilakukan. Bravo Presiden Jokowi !!!
Tapi menurut saya yang disampaikan Presiden tadi malam adalah paparan rencana program kerja 5 tahun ke depan bukan Visi Indonesia.
Visi adalah pandangan jauh ke depan atau cita-cita atau harapan yang ingin diraih dari individu, korporasi atau suatu bangsa. Dan visi negara Indonesia sejatinya telah disusun oleh founding fathers bangsa Indonesia 74 tahun yang lalu dan secara jelas hal itu telah tercantum pada sila-sila dalam Pancasila yang merupakan ideologi bangsa kita. Dan ini tidak bisa dirubah oleh siapapun.
Visi Indonesia yang tercantum dengan jelas pada butir-butir Pancasila adalah :
Visi nomor 1 sampai 4 adalah pembentukan karakter kebangsaan yang Indonesiawi. Sedangkan visi kelima adalah tugas negara dan pemerintah untuk merealisasikannya.
Adapun secara garis besar PROGRAM KERJA Presiden Jokowi pada periode 2019 - 2024 yang dipaparkan adalah sebagai berikut :
Kalau menilik satu persatu program kerja yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, sebetulnya tidak ada yang baru dan yang istimewa dari program kerja Presiden Jokowi pada 5 tahun ke depan. Karena 5 program kerja tersebut lebih merupakan tindak lanjut atau penajaman dari program kerja 5 tahun sebelumnya yang belum tuntas dikerjakan.
Kecuali program pembangunan infrastruktur, kunci utama dari 4 program kerja yang disampaikan oleh Presiden terletak pada pada perbaikan mentalitas penyelenggara administrasi pemerintahan dan negara. Dan dari sisi tersebut harus diakui merupakan pekerjaan yang belum tuntas diselesaikan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi pada periode 2014 - 2019.
Salah satu program yang kurang optimal dilakukan (kalau kita tidak mau menyebutkan sebagai suatu kegagalan) dari Pemerintahan Presiden Jokowi 2014 - 2019 adalah pelaksanaan program Revolusi Mental.
Indikator kegagalan program Revolusi Mental antara lain :
Mengapa program Revolusi Mental gagal ? Menurut pengamatan saya karena :
Akibat kegagalan program Revolusi Mental berdampak pada masih banyaknya mental ASN dan pejabat publik yang koruptif sehingga penggunaan APBN menjadi tidak tepat sasaran. Disamping itu tidak terbentuk etos kerja dari ASN yang mengabdi dan melayani masyarakat secara tulus dan profesional. Akibat lainnya adalah masih banyaknya peraturan daerah yang tidak sinkron dengan peraturan pemerintah pusat. Karena ada indikasi kesengajaan dari pejabat daerah untuk mengambil keuntungan dari sulitnya peraturan perijinan. Jadi sangat tidak aneh kalau iklim investasi secara nasional belum tercipta ideal seperti keinginan Jokowi.
Saya berharap pada periode lima tahun ke depan Pemerintahan Presiden Jokowi lebih mampu melaksanakan semua program yang telah dicanangkan. Salah satu kuncinya adalah penunjukan pembantu Presiden yang kualified, sehingga mereka mampu menjabarkan program Presiden Jokowi secara detail dan tepat sasaran.
Btw, bagaimana kelanjutan program Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Indonesia Kerja dan Kartu Indonesia Bebas Sembako Murah. Mengapa tidak disinggung semalam Bapak Presiden ?
Sudah capek main kartu ya Pak ?
Salam SATU Indonesia
15072019
*) Rudi S Kamri, penulis adalah pengamat sosial-politik, tinggal di Jakarta.