INDONEWS.ID

  • Jum'at, 06/09/2019 23:40 WIB
  • Presiden Jokowi: Kita Banyak yang Sudah Lupa Membedakan Kritik dan Menghina

  • Oleh :
    • very
Presiden Jokowi: Kita Banyak yang Sudah Lupa Membedakan Kritik dan Menghina
Presiden Jokowi memukul gong tanda pembukaan Konsultasi Nasional XIII Tahun 2019 Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/9) sore. (Foto: JAY/Humas)

Yogyakarta, INDONEWS.ID -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa saling menghina, saling memaki, dan saling menjelekkan bukanlah budaya Indonesia. Ia menyebutkan, budaya Indonesia adalah budaya penuh kebersamaan, budaya yang penuh toleransi, budaya yang penuh kegotongroyongan.

Presiden menyindir sebagian masyarakat yang menggunakan alasan mengkritisi, kritik. Namun, yang terjadi tidak bisa membedakan kritik dan menjelekkan, nggak bisa membedakan kritik dan menghina.

Baca juga : ERP HashMicro, Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Mengurangi Tingkat Presenteeism

“Kita ini sudah banyak yang lupa mengenai itu,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Konsultasi Nasional XIII Tahun 2019 Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/9) sore.

Kepala Negara mengaku sedih kadang-kadang kalau membaca media sosial (medsos), media online saat tengah malam perjalan dari Jakarta ke Bogor sambil mendengarkan musik rock.

Baca juga : Semarak Puasa Ramadan dalam Mereduksi Fenomena Islamofobia

“Kok isinya seperti ini, sedih saya kadang-kadang,” ucap Kepala Negara seperti dikutip setkab.go.id.

Diakui Presiden Jokowi hampir semua negara sekarang mengalami sebuah goncangan karena keterbukaan yang tidak bisa dihambat, peraturan regulasi belum ada, teknologinya sudah masuk.

Baca juga : PJ Bupati Maybrat Berikan Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Lukris Irjanti Kambu S.STP di KambuFatem

“Inilah fenomena saat ini yang sekali lagi harus kita respon dengan baik. Kita sadarkan pada lingkungan-lingkungan kita sehingga kita sadar semuanya kembali lagi betapa pentingnya sebuah kasih dan sayang,” tutur Presiden Jokowi.

Jaga Etika

Sebelumnya pada awal sambutannya Presiden Jokowi mengemukakan, ada pola interaksi yang sudah berubah, yang sering kita tidak sadari. Peristiwa di sebuah kota tidak di Indonesia, di negara lain begitu cepatnya bisa kita terima. Bisa itu positif bisa itu negatif kalau kita tidak memiliki saringan yang baik.

Kita sekarang jadi tahu ada apa di Hongkong, demo yang sudah berbulan-bulan tidak rampung-rampung, tiap hari kita bisa lihat. Di TV mungkin bisa lihat, nggak sempat lihat di TV di Youtube bisa dilihat. Peristiwa besar misal demo di Perancis, rame di Inggris mengenai Brexit semuanya ngerti semuanya, ada mata uang peso yang baru jatuh kita juga tahu Venezuela keadaanya seperti apa, persis kita bisa tahu. Dan informasinudu sangat-sangat mudah didapat,” terang Presiden.

Oleh sebab itu, Kepala Negara mengingatkan pentingnya  berhati-hati dalam bertutur kata, dalam menginformasikan sesuatu yang masih kita ragukan, menjaga etika, menjaga tata krama. “Inilah saya kira pola interaksi yang harus kita bangun sebaik-baiknya sejak mulai dari keluarga,” tuturnya.

Kepala Negara menilai, membangun kasih sayang, membangun kehidupan yang penuh kasih yang dimulai dari sebuah keluarga itu sangat penting sekali dilakukan. Ia juga menilai, peran seorang bapak dan seorang kepala keluarga sangat-sangat menentukan sekali.

“Baik dalam melindungi baik dalam membimbing keluarga kita masing-masing, karena di situlah forum terkecil dari forum besar negara dimulainya sebuah kebaikan-kebaikan,” ucap Kepala Negara.

Presiden Jokowi juga menyebutkan, teladan dalam keimanan juga sama dimulai dari keluarga dalam dunia yang berubah begitu sangat cepatnya sekarang ini. “Tanpa itu kita berikan kesadaran-kesadaran dan pemahaman-pemahaman kita bisa larut dalam arus global yang menurut saya pengendaliannya sudah sangat sulit sekali,” ujarnya.

Inilah interaksi yang sekarang ini, menurut Presiden, sangat terbuka yang bisa sangat berbahaya tetapi juga bisa sangat bermanfaat apabila kita bisa menangkap yang merespon perubahan.

“Lanskap komunikasi sekarang seperti itu. Sehingga saya selalu menyampaikan pentingnya kita menjaga etika, menjaga tata krama dalam kita berkomunikasi sehari-hari baik lewat tatap muka maupun lewat media sosial,” tutur Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Forum Komunikasi Kaum Pria Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin. (Very)

Artikel Terkait
ERP HashMicro, Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Mengurangi Tingkat Presenteeism
Semarak Puasa Ramadan dalam Mereduksi Fenomena Islamofobia
PJ Bupati Maybrat Berikan Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Lukris Irjanti Kambu S.STP di KambuFatem
Artikel Terkini
Inspeksi Mendadak Pj Bupati Maybrat Ungkap Kondisi Memprihatinkan di Kantor Distrik Aifat Utara
Pj Bupati Maybrat Tinjau Puskesmas Aifat Utara, Puji Kinerja Dalam Penanganan Alergi Rabies
Pj Bupati Maybrat dan Kapolres Tandatangani NPHD, Dukung Penerimaan Taruna Akpol dari Maybrat
Kunjungan Pj Bupati Maybrat ke SMAN 1 Aifat Raya Ungkap Kekurangan Guru dan Data Siswa yang Tidak Akurat
Pj Bupati Maybrat Apresiasi Inisiatif Kerja Bakti SMP Negeri 1 Aifat Ayawasi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas