INDONEWS.ID

  • Kamis, 16/01/2020 10:41 WIB
  • Kabupaten Ogan Hilir Bangun Sodetan Pencegah Kebakaran Hutan dan Lahan

  • Oleh :
    • Mancik
Kabupaten Ogan Hilir Bangun Sodetan Pencegah Kebakaran Hutan dan Lahan
Sodetan Pencegah Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Ogan Hilir.(Foto:Istimewa)

Jakarta,INDONEWS.ID - Direktur Mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Medi Herlianto meninjau pembuatan sodetan di Kabupaten Ogan Hilir yang dijadikan salah satu cara untuk mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Jakarta, Kamis,(16/01/2020)

"Mengutip pernyataan sekretaris utama beberapa waktu lalu, kabupaten Ogan Hilir dijadikan Pilot Project pencegahan karhutla dengan adanya pembuatan sodetan ini", Kata Medi.

Baca juga : Banjir Merendam Kabupaten Kepahiang, Provisi Bengkulu

Medi menegaskan, pembuatan sodetan ini menjadi investasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, bencana karhutla harus ditangani sedini mungkin sejak pra bencana dengan tujuan menyelamatkan generasi masa depan dari bencana.

Program pencegahan karhutla ini berupa pembasahan lahan gambut dengan cara membuat sodetan di Sungai Meriak dan Sungai Keramasan Desa Pulau Kabal Kabupaten Ogan Ilir yang direncanakan sepanjang 12,4 km.

Baca juga : Banjir di Distrik Sentani Merendam 111 Rumah Warga

Hingga 31 Desember 2019, pekerjaan ini sudah tercapai 8,85 km dengan sumber dana berasal dari Dana Siap Pakai BNPB Tahun Anggaran 2019 dan akan dilanjutkan di awal tahun 2020, sehingga diharapkan saat memasuki musim kemarau, sodetan sungai ini dapat berperan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Dahulunya, sumber air dari Sungai Keramasan adalah rawa dan genangan yang berada di sekitar sungai, namun saat ini daerah rawa dan genangannya telah mengalami degradasi karena alih fungsi lahannya menjadi perkebunan. Perubahan tutupan lahan mengakibatkan penurunan kuantitas air pada sungai Keramasan.

Baca juga : Banjir Rendam 150 Rumah di Kabupaten Teluk Bintuni

Dengan dibuatnya saluran air yang menghubungkan sungai Meriak dengan sungai Keramasan diharapkan dapat menormalisasi kuantitas dan kualitas air di sungai Keramasan disamping berdampak sangat besar dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di area sekitarnya.

Perlu diketahui, luas lahan gambut yang terbakar seluas 480.178 ha di seluruh Indonesia menurut data KLHK per Desember 2019. Karhutla di lahan gambut akan sangat sulit dipadamkan.

Karakter gambut yang bersifat kering dan memiliki kedalaman beragam bahkan hingga 30 meter tentu akan sulit dipadamkan oleh personel darat, pengemboman air bahkan dengan hujan buatan. Oleh karena itu perlunya mengembalikan kodrat lahan gambut yaitu basah, berair dan berawa.

Ketua Tim Ahli Kajian Sosio Ekonomi dari Universitas Sriwijaya, Sutopo mengungkapkan, bahwa saluran dari sodetan sungai ini dapat dikembangkan dari sisi pariwisata, yang nantinya akan membantu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di sepanjang saluran sodetan sungai.

"Kedepannya, jalur sodetan sungai ini jika sudah terhubung ke dua sungai akan mendukung fungsional Kebun Raya Sumsel yang bertempat di Kabupaten Ogan Ilir sehingga dapat meningkatkan mata pencaharian masyarakat sekitar", tutup Sutopo.

Artikel Terkait
Banjir Merendam Kabupaten Kepahiang, Provisi Bengkulu
Banjir di Distrik Sentani Merendam 111 Rumah Warga
Banjir Rendam 150 Rumah di Kabupaten Teluk Bintuni
Artikel Terkini
BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
Fundamental Ekonomi Indonesia Cukup Kuat Meredam Dampak Potensi Eskalasi Konflik di Kawasan Timur Tengah Pasca Serangan Iran
Arus Balik Lebaran, 7.663 Pemudik Antarnegara Tercatat Melintas di PLBN Entikong
Perkuat Persatuan, Forum Pemuda Sawahan Bantul Gelar Syawalan Idul Fitri 1445 H
Prof Tjandra: Tahun Ini Mungkin Menjadi Tahun Terburuk Dengue di Benua Amerika
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas