Nasional

Lockdown Diperlukan, AHY: Memang Berdampak pada Ekonomi, Tapi Keselamatan Manusia yang Utama

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 20/03/2020 17:01 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menyarankan pemerintah menerapkan lockdown dalam jangka pendek, terutama di kota-kota paling berat terinfeksi virus korona. Hal itu merespon meluas dan masifnya temuan pasien virus korona (Covid-19) di Indonesia.

"Lockdown pasti akan berdampak pada ekonomi, tapi keselamatan manusia dan masyarakat adalah yang pertama dan utama," ujar Agus Harimurti Yudhoyono di Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Lockdown dilakukan sementara untuk membatasi pergerakan manusia dan menutup arus manusia keluar dan ke dalam sebuah wilayah, namun dengan tetap menjaga kelancaran arus barang atau logistik.

Dengan upaya tersebut, pria dikenal AHY itu berharap bisa meminimalisasi penyebaran virus korona dan hanya sementara dilakukan sampai dianggap aman untuk dibuka kembali.

Rekomendasi kedua, AHY meminta pemerintah melakukan upaya penghentian penyebaran virus korona di seluruh Indonesia secara intensif, masif dan terkoordinasi.

"Kebutuhan melakukan rapid test secara masif untuk mendeteksi dan mengantisipasi penyebaran virus, semakin mendesak. Selain itu, perlu disinergikan langkah koordinasi pusat dan daerah, serta koordinasi antardaerah," ujar dia.

Rekomendasi ketiga, melakukan realokasi anggaran dan prioritas pembiayaan yang diperlukan dalam operasi penanggulangan virus Corona, utamanya fasilitas kesehatan.

"Kita perlu melakukan evaluasi APBN untuk me-realokasi anggaran negara, utamanya dari sektor-sektor yang bisa ditunda, khususnya untuk meningkatkan kapasitas fasilitas dan tenaga kesehatan, peningkatan perlindungan, dan pemberian insentif yang memadai bagi para tenaga kesehatan," kata dia.

Rekomendasi keempat, dia mengatakan pemerintah memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang sangat terpuruk, kelompok yang paling rentan kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat krisis korona. Bantuan itu melalui bantuan langsung tunai (BLT) atau program jaring pengaman sosial lainnya.

AHY mengingatkan pemerintah harus mampu menjaga stok dan menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasaran, terutama menjelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.

Kelima, merumuskan dan menjalankan kebijakan (policy response) serta tindakan pemerintah untuk menanggulangi gejolak ekonomi yang serius saat ini.

"Kita tahu, social distancing berpotensi menurunkan permintaan, produksi (demand shock) dan juga stok komoditas barang (supply shock). Belum lagi ditambah oleh tekanan pasar modal (IHSG), tekanan depresiasi rupiah, penurunan harga minyak global, serta potensi capital outflow secara besar-besaran," katanya.

Untuk itu, dia menyarankan perlunya mempertimbangkan relaksasi dan restrukturisasi kredit, terutama di kalangan pelaku UMKM untuk memberikan kelonggaran kepada para pelaku UMKM dalam membayar kredit di tengah pelambatan ekonomi yang parah.

Poin keenam, melakukan kerja sama dengan negara lain, di antaranya untuk pengadaan alat kesehatan, khususnya test kit, serta agar dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa ditemukan dan diproduksi vaksin antivirus korona.

"Karena ancaman korona ini bersifat borderless, kami mendorong pemerintah untuk berkolaborasi dengan negara-negara ASEAN dan kawasan Pasifik lainnya yang sudah berhasil mengatasi COVID-19, untuk saling mendukung dan memberikan bantuan," kata dia.*(Rikardo). 

Artikel Terkait