Nasional

Terkait Larangan Mudik, Menag : Kalau Kamu Mudik, Kemungkinan Kamu bawa Virus Ke Keluargamu

Oleh : Ronald - Jum'at, 01/05/2020 21:01 WIB

Menteri Agama Fachrul Razi (Foto : Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta umat Islam untuk menjalankan ramadhan dengan meneladani Rasulullah SAW yang memimpin dengan akal sehat.

"Allah SWT kembali ingatkan kita, bukan cuma gunakan iman dan taqwa, tapi juga akal sehat. Puasa itu wajib dan harus dilakukan, momentum ini enggak boleh kita tinggalkan. Namun, ibadahnya harus kita sesuaikan dengan adanya COVID-19 ini," ucap Menag dalam konferensi pers daring, Kamis (30/4/2020).

Menag meminta masyarakat untuk tidak mudik atau pulang kampung dalam masa pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan, jika kita menyayangi keluarga kita di kampung, maka jangan mudik.

"Kita tidak boleh mudik, padahal mudik itu salah satu menyemarakkan Ramadhan, meningkatkan silahturahmi dan sebagainya. Tapi begitu kita ingat kata Allah SWT Tafakkaruu, gunakanlah akal pikiranmu. Kalau kamu pulang bersama keluargamu mudik, maka kamu sangat mungkin membawa virus dari kota itu ke kampungmu," sambungnya.

Menag mengatakan, mungkin bagi kita yang mudik tidak terjadi apa-apa karena imunitas kita kuat. Namun begitu kita pulang ke kampung, virus tersebut kata Fachrul ditularkan ke keluarga kita yang rentan. "Akhirnya menyebar lah (virus)," ungkapnya.

Lagi pula, menurut Menag andaikata saat ini kita pulang kampung. Maka kita mesti dikarantina terlebih dahulu selama dua minggu.

"Begitu kita sampai kampung kita mesti isolasi mandiri selama dua minggu. Udah jauh-jauh kita pulang bersama anak dan istri, begitu kita pulang kita menjadi manusia yang diisolasi, kita juga membebankan," katanya.

"Kalau anda sayang keluarga, dan sayang orang tua di kampung jangan mudik," sambungnya.

Selain soal mudik, Fachrul juga mengimbau masyarakat untuk tidak dulu menjalankan ibadah yang biasanya dilakukan beramai-ramai. Misalnya, ziarah kubur hingga salat berjemaah di masjid.

"Begitu juga dengan salat berjemaah, salat Jumat, shalat tarawih misalnya. Gak usah di masjid, kalau di masjid takutnya anda bersinggungan dengan orang, bersinggungan dengan bajunya, bersinggungan kemudian ada yang batuk, bersin justru anda akan membawa virus pulang ke rumah," kata Menag.

Dikatakan Fachrul shalat tarawih juga bisa dilakukan di rumah dengan keluarga inti. Dengan shalat tarawih di rumah kekompakan keluarga jadi terasah.

"Contohnya mita menjadi kompak keluarga, kemudian yang biasanya jadi makmum kemudian jadi menghafal beberapa ayat-ayat Qur`an," katanya.

Menag Fachrul Razi mengatakan bahwa jikapun di suatu wilayah misalnya kampung tak ada yang dikabarkan terinfeksi virus Corona, namun ia minta masyarakat tetap berhati-hati. Pasalnya menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) banyak orang yang terinfeksi virus Corona tanpa gejala. Atau kerap disebut orang tanpa gejala (OTG).

"Jadi perasaan kita teman di samping kita sehat-sehat saja. Padahal dia sudah terinfeksi Covid-19," ungkapnya.

Sehingga, kata Menag kendati di suatu wilayah belum dikabarkan ada yang terpapar Covid-19. Pihaknya tetap menganjurkan dengan keras supaya masyarakat beribadah di rumah.

"Kasian nanti, memang niatnya baik. Kemudian tadinya mengharapkan manfaatnya banyak tetapi mudarat yang kita dapatkan di situ," pungkasnya. (rnl)

Artikel Terkait