Nasional

Doni Monardo Ingatkan Bahaya Covid-19, Perantara Melalui Manusia

Oleh : Mancik - Minggu, 27/09/2020 17:05 WIB

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo.(Foto"Istimewa)

Medan, INDONEWS.ID - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo kembali menegaskan, penularan virus SARS-CoV-2 atau corona jenis baru penyebab Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melalui perantara manusia. Salah satu upaya menghindari serangan virus yakni menegakkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan, harus dilakukan secara bersama-sama. Sebab, setiap manusia berpotensi menulari maupun tertular virus corona jenis baru dan itu lebih berbahaya.

"Covid-19 berbahaya. Tetapi manusia yang membawa Covid-19 atau sebagian carrier itu jauh lebih berbahaya," kata Doni dalam Rapat Koordininasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (25/09/2020) yang lalu.

Doni mengingatkan, sebelumnya Presiden Joko Widodo telah memberikan imbauan dan penegasan tentang pentingnya 3 M atau memakai masker, menjaga jarak menghindari merumunan dan mencuci tangan dengan sabun.

Hingga saat ini, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melihat, menjaga jarak dan menghindari kerumunan merupakan hal yang masih sulit dilakukan. Menurutnya, hal itu banyak terjadi di beberapa daerah, oleh karena itu diperlukan upaya kolektif dalam menegakkan 3 M tersebut.

"Inilah yang harus kita sadari bahwa setiap saat setiap detik, disiplin adalah harga mati. Sedikit saja kita lengah, kita abai dengan protokol kesehatan, maka kita akan mudah terpapar,” imbuhnya.

Dalam hal ini, setiap wilayah yang telah memiliki penderita atau pasien Covid-19 menjadi wilayah yang tidak lagi aman. Oleh sebab itu, kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 dan pemahaman bahwa penyakit yang menyerang sistem pernafasan itu benar-benar nyata dan bukan rekayasa.

"Dalam masa pandemi ini, tidak ada senjengkal tanah pun di wilayah yang telah menjadi status pandemi menjadi aman. Tidak ada. Oleh karena itu kita harus selalu waspada tidak boleh lengah,” terang Doni.

Berdasarkan hasil beberapa survey termasuk dari Balitbankes Kementerian Kesehatan pada bulan Juli 2020, banyak sekali masyarakat yang menganggap bahwa mereka tidak akan terkena Covid-19 dan Covid-19 itu tidak ada. Padahal secara global, korban meninggal Covid-19 telah mencapai satu juta jiwa dan hampir setara dengan korban Perang Dunia I.

Dalam hal ini, Doni mengapresiasi adanya penegakan disiplin kesadaran perilaku yang dilakukan di daerah seperti memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar protokol kesehatan.

Akan tetapi pendisiplinan itu hanya akan berjalan apabila ada petugas yang mengawasi, padahal Covid-19 mengancam selama 24 jam. Oleh sebab itu disiplin penerapan protokol kesehatan harus dimulai dari diri sendiri dan komitmen komunitas.

"Kalau kita tidak punya semangat untuk melakukan perubahan perilaku, maka dampak yang akan terjadi pasti akan tinggi. Tetapi kalau seluruhnya memiliki komitmen yang sama untuk taat kepada protokol kesehatan, maka kita bisa menekan kasus," jelas Doni.

Pada kesempatan yang sama, BNPB sebagai Satgas Penanganan Covid-19 juga memberikan bantuan kepada Pemerintah Sumatera Utara untuk penanganan Covid-19. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis dari Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo kepada Gubernur Sumatera Utara, Eddy Rachmayadi.

Adapun bantuan tersebut adalah berupa 2 buah ventilator, 2 buah disinfectan spryer, 5 buah thermometer gun, 10 jerigen handsanitizer, 50 APD Hazmat, 2.000 face shield, 10.000 lembar masker respirator KN95, 30.000 lembar masker non medis dan masker kain sebanyak 200.000 lembar.*

 

Artikel Terkait