Nasional

Masyarakat Nilai Program Presisi Kapolri Menjanjikan

Oleh : luska - Senin, 25/01/2021 12:25 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - “Survei yang dilakukan kepada sosok Kapolri, mewakili suara masyarakat dan demikian situasinya,” ujar Asri Hadi mengutip hasil survei yang dirilis RIDMA Foundation hari ini. Dimana, “Masyarakat Nilai Program Presisi Kapolri Menjanjikan.”

Asri Hadi, pria yang merupakan dosen serta aktivis ini mengutip rilis RIDMA Foundation, untuk mengetahui dan mengukur tingkat akseptabilitas calon Tunggal Kapolri di mata masyarakat.

Sekaligus untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program atau gagasan yang dibawa oleh Komjen Listyo Sigit Prabowo yang menjadi calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo.

Asri Hadi menerangkan, bahwa pergantian Kapolri yang menjadi tema utama survei lembaga RIDMA Foundation itu menjadi momentum penting untuk mereformasi lembaga kepolisian secara lebih sistematis dan terencana.

Masih dalam peryataan Asri Hadi tentang calon Kapolri, yang menjadi momen penting. Mengingat banyaknya pekerjaan rumah kepolisian dan masa jabatan Komjen Sigit yang relatif panjang hingga empat sampai lima tahun mendatang.

“Kepolisian dalam masa jabatan Jenderal Sigit memungkinkan untuk melakukan banyak hal,” Asri Hadi mengutip hasil riset. Dimana  masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap Jenderal Sigit yang dianggap mampu menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi oleh kepolisian.
Sebesar 92% masyarakat menganggap sosok Jenderal Sigit sangat mampu menyelesaikan persoalan keamanan dan ketertiban nasional yang menjadi tugas utama kepolisian.

Hanya 5 % yang ragu, 2% yang menilai tidak mampu, dan 1% tidak menjawab atau tidak tahu.

“Komjen Sigit dinilai mampu dan cakap menjadi Kapolri yang dapat menyelesaikan persoalan yang menjadi tugas utama kepolisian,” Asri Hadi yang juga wartawan senior ini memberi analisa.

Terkait agama yang dianut oleh calon Kaporli, menurut survei RIDMA Foundation, masyarakat sama sekali tidak mempersoalkan agama sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan calon Kaporli.

Mayoritas masyarakat (93%) menganggap beragama Islam sebagai agama mayoritas masyarakat Indonesia bukan faktor yang dianggap penting dalam pemilihan Kapolri.

Masyarakat juga menilai kriteria yang penting dan harus menjadi pertimbangan utama adalah kecakapan (80%), rekam jejak (97%), dan profesionalitas (90%).

“Masyarakat Indonesia membuktikan dirinya memiliki sikap yang terbuka dan pluralis, buktinya masyarakat tidak mempersoalkan agama yang dianut oleh Kapolri yang berbeda dengan agama mayoritas, ini kemajuan dan catatan penting survei ini,” ujar Asri Hadi, sepakat dengan hasil riset yang mengatakan hal ini.

Survei RIDMA Foundtaion ini juga menemukan beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kepolisian yang dianggap penting dan mendesak oleh kapolri baru.

Perlu dicatat, survei RIDMA Foundation (research, investigation and multimedia)  digelar pada 21-23 Januari 2021, sehari setelah fit and proper test digelar Komjen Listyo Sigit di oleh DPR RI.

Metode survei opini masyarakat ini melibatkan 1.200 responden yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang dilakukan melalui wawancara telephone.

Survei dilakukan dengan stratified random sampling diklaim memiliki derajat kepercayaan 95% dengan margin of error 2,7%.

Masyarakat menilai program “Polri Presisi” yang digagas oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Komjen Listyo Sigit Prabowo, pada saat fit and proper test di komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dinilai tepat dan menjanjikan.

Program Polri Presisi yang berarti konsep kepolisian yang prediktif, responsibiltas, dan transparan berkeadilan dianggap sebagai konsep yang relevan dan bagus menghadapi tantangan yang dihadapi oleh kepolisian mendatang.

Masyarakat juga menilai sosok Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai sosok yang tepat menggantikan Kapolri Jenderal Idham Aziz yang sudah memasuki masa pensiun Februari mendatang.

Demikian kesimpulan hasil survei Ridma Foundation yang dirilis kepada media, Senin (25/01/2021).

Kriminalitas yang meningkat belakangan paska pendemik covid19 menjadi persoalan terbesar (87%) menurut masyarakat, disusul narkoba (86%), terorisme dan ektrimisme (84%), korupsi (80%).

Masyarakat menilai sangat positif terhadap sikap Komjen Sigit yang akan menaruh kesetaraan hukum untuk semua sebagai sikap yang harus diapresiasi.

Pernyataan sikap Jenderal Sigit yang akan memberlakukan hukum sama tajam ke atas dan ke bawah sebagai sikap ksatria yang dibutuhkan saat ini.

Dalam penutupnya, RIDMA Foundation menutup kesimpulan yangb ada di masyarakat saat ini, demikian menaruh harapan besar sosok Kapolri baru mampu bertindak adil dalam menegakan hukum kepada masyarakat. (Lka)

TAGS :

Artikel Terkait