Nasional

Yayasan Baktimed dan Diaspora Eropa Beri Sumbangan ke Rumah Sakit Apung Dr. Lie Darmawan

Oleh : luska - Rabu, 03/03/2021 08:55 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Yayasan Bakti Nusantara Medika (Baktimed) dan Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) Selasa, 2 Maret 2021, telah menyerahkan sumbangan sebesar Rp. 60 juta untuk membantu korban yang terdampak gempa bumi di Sulawesi Barat.

Sumbangan diserahkan langsung di depan Rumah Sakit Apung (RSA) kepada pendiri Yayasan doktor SHARE, Dr. Lie Dharmawan oleh Pendiri/pembina  Yayasan Baktimed, Wahid Supriyadi, didampingi Wakil Pembina Hanny Moniaga, Wakil Ketua Masni 
Eritrina dan Kepala Bidang Logistik dan Transportasi Abdul Wahab. Sementara dari pihak PETJ diwakili oleh Tessa Dennis, Wakil Ketua Departemen Ekonomi dan Investasi, yang datang langsung 
dari Inggris.

Ini adalah aksi kedua yang dilakukan Baktimed setelah sebelumnya yayasan yang baru berdiri awal 
Januari ini membantu korban tanah longsor di Bogor 26 Januari lalu.

Selain uang, Baktimed juga menyumbang peralatan APD lengkap untuk keperluan tim medis, 40 desinfectan spray dan 1 portable sterilizer sumbangan dari Kyoto Healthcare. RSA Lie Dharmawan dijadwalkan akan segera berangkat ke Sulawesi Barat untuk membantu korban gempa bumi yang terjadi pertengahan Januari lalu.

Dalam pertemuannya dengan Dr. Lie, Wahid yang mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab dan Rusia merangkap Belarus, menyampaikan penghargaannya atas upaya yang dilakukan oleh 
doctorSHARE selama ini, dan Baktimed siap untuk berkolaborasi.

“Ini suatu kerja sama yang pas dan saling mengisi. Yayasan doctorSHARE berpengalaman lebih dari 10 tahun di lapangan dan memiliki fasilitas RSA memadai, sementara Baktimed nantinya akan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat terpencil dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil”, lanjut Wahid.

Dr Lie mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Baktimed. Dr. Lie menyambut 
baik uluran kerjasama dan bersinergi, mengingat keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu 
membantu masyarakat yang kurang mampu di bidang kesehatan yang tinggal di daerah terpencil. 

Wahid, yang juga mantan Kepala Desk Diaspora Kemlu, secara khusus mengucapkan terima kasih 
kepada PETJ yang secara spontan melakukan fund raising di Eropa. PETJ adalah wadah perhimpunan masyarakat Indonesia (diaspora) di 19 negara Eropa yang peduli dan mendukung pemerintah untuk mencapai Indonesia maju. 

Dr. Lie sempat mengajak tim Baktimed dan PETJ untuk melihat dari dekat fasilitas RSA miliknya. Dia 
bercerita bahwa sepulangnya dari Jerman, dia membeli sendiri kapal nelayan bekas dan dengan 
kemampuan keuangannya sendiri mengubahnya menjadi rumah sakit apung pertama di Indonesia. 
Yayasan yang dipimpinnya saat ini memiliki sekitar 1000 sukarelawan dari berbagai keahlian. (Lka)

Artikel Terkait