INDONEWS.ID

  • Kamis, 04/01/2018 09:50 WIB
  • Ini Hoaks Membangun yang Dimaksudkan Kepala BSSN

  • Oleh :
    • very
Ini Hoaks Membangun yang Dimaksudkan Kepala BSSN
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi langsung menjadi perbincangan warganet setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/1/2018) hari ini.

Hal itu terkait salah satu pernyataan Djoko, yang kemudian mengundang sejumlah pertanyaan.

Baca juga : Tak Ingin Konflik SARA di Pemilu 2024 Muncul, REPDEM Ajak Semua Pihak Gelorakan Kampanye Positif: Adu Gagasan, Bukan Fitnah

Dalam wawancara dengan wartawan usai pelantikan, Djoko mempersilakan masyarakat membuat kabar bohong atau hoaks selama itu membangun.

"Tentu hoaks ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa Indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoaks itu hoaks membangun ya silakan saja," kata Djoko.

Baca juga : Negara Hancur Karena Masyarakat Tidak Bisa Menyaring Konten Hoaks

"Tapi jangan terlalu memprotes, menjelek-jelekkanlah, ujaran-ujaran yang tidak pantas disampaikan. Saya rasa pelan-pelan dikurangi," sambung dia.

Warganet pun mempertanyakan seperti apa hoaks membangun yang dimaksudkannya itu. Tak ayal, tagar #HoaxMembangun menjadi trending topic nomor 1, diikuti frasa "Kepala Badan Siber" di urutan ketiga.

Baca juga : Paparkan Strategi Pengelolaan Informasi pada Bakohumas, Sekjen Kemendagri Ingatkan Ancaman Hoaks Jelang Pemilu

Lantas, apa yang dimaksudkan Djoko terkait hoaks membangun tersebut? “Ya tentunya yang membantu memberikan masukan, ide, saran pada pemerintah. Yang bersifat konstruktif,” ujarnya seperti dikutip kompas.com.

Tapi, bukankah menyebarkan hoaks berarti menyebarkan berita tidak benar? “Ya makanya, justru kabar tidak benar itu kan penalaran kita kira-kira sifatnya apa, kan bisa kita lihat. Kalau menjatuhkan pemerintah, ujaran tidak baik, itu yang kita larang, kita redam. Kalau hoaks yang sifatnya positif, yang mengkritik, itu saya rasa tidak apa-apa. Sharing sifatnya. Dan memang hoaks itu konotasinya negatif, tapi ada juga yang positif,” ujarnya.

Djoko pun memberi contoh hoaks yang positif. “Misalnya di Jakarta kan lagi banyak pembangunan jalan untuk infrastruktur. Jalan ditutup warga bingung mau lewat mana. Dari pihak pemerintah yang berwenang tidak ada solusi, jadi menimbulkan kemacetan kan. Kalau mau belok, berputar jauh sekali. Nah ini kalau dikritik berarti sifatnya membangun supaya kita mencari solusi sehingga tidak terjadi kemacetan di mana-mana,” pungkasnya. (Very)

 

Artikel Terkait
Tak Ingin Konflik SARA di Pemilu 2024 Muncul, REPDEM Ajak Semua Pihak Gelorakan Kampanye Positif: Adu Gagasan, Bukan Fitnah
Negara Hancur Karena Masyarakat Tidak Bisa Menyaring Konten Hoaks
Paparkan Strategi Pengelolaan Informasi pada Bakohumas, Sekjen Kemendagri Ingatkan Ancaman Hoaks Jelang Pemilu
Artikel Terkini
Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada
Update Banjir Bandang di Agam, Korban Meninggal 19 Orang
KNKT Minta Semua Pihak Buat Rencana Perjalanan Wisata yang Baik dan Bijak
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas