Jakarta, INDONEWS.ID - Dalam rangka menunjang kinerja, Basarnas membeli alat pendeteksi kecelakaan Meolut 2017. Alat ini dapat mendeteksi titik kecelakaan baik di darat maupun dilaut, jika terjadi kecelakaan di laut, Efod alat itu mengirim sinyal ke satelit.
" Kita bisa menangkap sinyal itu , namanya Meolut, sebelumnya kita punya Leo ( Low Earth Orbit,)," kata jenderal bintang tiga ini usai menutup Diklat VAR di Jonggol.
Ditambahkan M Syaugi, bedanya jika Leo, begiitu ada sinyal membutuhkan agak lama untuk terdeteksi di kantor Basarnas, kita ingin tahu posisinya di mana, tergantung satelit, karena satelit yang match dengan Leo sedikit sekali, hanya bisa 1 hari, jadi baru besok menerimanya.
Kepala Basarnas juga melakukan peninjauan pemasangan antena peralatan deteksi dini terbaru yang dimiliki Basarnas bernama LEOSAR dan MEOSAR.
Basarnas sendiri telah mengoperasikan peralatan deteksi dini (LEOLUT) sejak 1991 dan hingga saat ini masih berlangsung. Pengembangan sistem komunikasi deteksi dini Basarnas bermula dari sistem LEO SAR (Low Earth Orbit SAR) yang memiliki orbit polar bergerak dari kutub ke kutub dan mengitari bumi pada ketinggian 800-1000 km.
Tahun 2017, Basarnas membangun sistem deteksi dini terbaru dengan menggunakan orbit satelit MEOSAR (Medium Earth Orbit SAR) berada pada ketinggian 24.000 km. Disamping itu MEOSAR juga memiliki cakupan wilayah pendeteksian lebih luas serta hasil yang lebih cepat dan akurat dibandingkan LEOSAR.