Jakarta, INDONEWS.ID -- Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia perlu berintrospeksi dan membenahi iklim investasi demi kemudahan bisnis dalam meningkatkan jumlah investasi dari negara lain, termasuk Arab Saudi.
Hal itu dikatakan Presiden Jokowi terkait jumlah investasi yang ditanamkan Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Jumlah investasi di Indonesia diketahui sangat kurang dibanding investasi yang ditanamkan negara Timur Tengah itu kepada China.
"Tetapi apa pun, memang investasi di Tiongkok lebih besar. Itu harus menjadi instrospeksi kita, koreksi kita, mengapa kita tidak bisa meraih dengan jumlah yang lebih besar," kata Jokowi usai meresmikan Masjid Hasyim Ashari di Jakarta, Sabtu (15/4/2017).
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa saat Raja Salman mengunjungi Indonesia, Saudi sepakat menanamkan modal sebesar Rp89 triliun di Indonesia. Ternyata jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan jumlah investasi Saudi yang dibenamkan di China yang mencapai Rp870 triliun.
Fakta itu dipandang Jokowi sebagai masukan bagi Indonesia untuk membenahi kemudahan berbisnis dan kepastian hukum bagi investor di Tanah Air.
"Kalau kita sudah siap, investasi kita gede-gede, kalau ada keyakinan ya pasti akan lebih gede di tempat kita dibanding negara lain," kata Jokowi.
Sebelumnya, saat mengunjungi Pondok Buntet Pesantren pada Kamis (13/4) untuk menghadiri Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2017, Presiden menceritakan beberapa hal yang dibahas dengan Raja Salman.
Presiden Jokowi mengatakan, negara-negara lain terkejut oleh luas dan kekayaan sumber daya alam serta suku-budaya di Indonesia. Namun, Presiden terkejut dengan jumlah investasi Arab Saudi ke Indonesia yang sangat kecil dibandingkan dengan investasi di China.
“Saya cukup kecewa, padahal saya memayungi sendiri dan menyetir sendiri Raja Salman,” ujarnya setengah bercanda. (Very)