Belgia, INDONEWS.ID - KBRI Brussel mengadakan acara Natal bersama masyarakat Kristen Indonesia di Belgia baik Katholik maupun Protestan yang juga dihadiri berbagai elemen masyarakat Indonesia lainnya.
Acara diawali dengan ibadah bagi masyarakat Kristen Indonesia di Belgia dan dilanjutkan dengan perayaan Natal yang diisi dengan penampilan tari, musik dan drama yang dipentaskan berbagai kelompok masyarakat Indonesia.
Fokus acara Natal di KBRI Brussel kali ini menjadi berbeda dari tahun sebelumnya. Panitia Natal tahun ini mengusung tema keberagaman dalam kebersamaan yang ditampilkan dengan dress code perayaan Natal memakai baju daerah. Tema tersebut dipilih untuk menunjukkan keberagaman identitas yang dimiliki umat Kristiani di Belgia namun tetap berupaya mewujudkan dan membagikan kasih dan perdamaian kepada sesama.
Acara kebaktian Natal diawali dengan menyanyikan lagu “Malam Kudus” dalam 4 bahasa daerah yang diawali dari bahasa Batak, dinyanyikan oleh Wakil Kepala Perwakilan RI, Bapak Dupito D. Simamora, dilanjutkan dengan bahasa Jawa, bahasa Ambon diakhiri dengan bahasa Manado yang dinyanyikan wakil masyarakat Kristen Protestan dan Katolik di Belgia.
Kebaktian Natal dipimpin oleh dua orang pendeta mewakili kelompok masyarakat Katholik dan Protestan. Penyalaan lilin Natal dan doa untuk umat juga dilakukan oleh wakil dari masyarakat Indonesia mewakili kelompok anak Indonesia, pelajar, lansia dan orangtua yang diwakili oleh Ibu Monamaria, istri dari Bapak Wakil Kepala Perwakilan RI Brussel.
Seusai kebaktian, acara dilanjutkan dengan perayaan Natal yang dibuka oleh Duta Besar RI di Brussel, Bapak Yuri O. Thamrin.
Dubes Yuri berbahagia dapat ikut hadir bersama seluruh masyarakat Indonesia pada acara Natal tersebut dan menghimbau agar setiap warga dapat mewujudkan pesan Natal yaitu untuk saling mengasihi, saling membagikan damai pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Dubes RI juga kembali mengingatkan agar setiap warga Indonesia di Belgia dan Luksemburg terus kompak dan saling berbagi, terbukti pada saat membantu korban bencana di Palu.
“Keberagaman masyarakat Indonesia adalah suatu keniscayaan, jadi hal tersebut sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia, jika kita menolak keberagaman, sama juga kita menolak kodrat,” demikian ditegaskan Dubes Yuri.
Selain itu, Dubes Yuri juga mengingatkan agar setiap masyarakat Indonesia menggunakan hak politiknya secara baik dan tetap menjaga persatuan, untuk menyambut Pemilu tahun depan.
Seusai sambutan, berbagai penampilan tari dan musik dipersembahkan oleh masyarakat Indonesia antara lain penampilan tari pendet dari anak-anak Indonesia KBRI Brussel, tari badinding dari komunitas Indonesia di Antwerpen, lalu penampilan Trio Batak hingga berbagai pesembahan lagu bertema Natal hingga persembahan tarian dari Dharmawanita Persatuan KBRI Brussel.
Panitia Natal tahun ini juga khusus mempersembahkan drama dengan judul “Anak yang Hilang” yang bercerita mengenai pesan Natal, yaitu kasih Bapa atas anaknya yang hilang. Natal dihadiri lebih dari 300 orang warga masyarakat Indonesia di Belgia. Kebaktian Natal telah mengumpulkan dana yang akan disumbangkan untuk membantu korban bencana di Indonesia. (Hdr)