Jakarta, INDONEWS.ID - Fatayat Nahdatul Ulama (NU)
mengapresiasi seluruh penyelenggara pemilu dari tingkat pusat hingga paling bawah yang telah bekerja keras sehingga Pemilu terbesar dan paling kompleks dekade ini bisa terselenggara dengan baik.
Apresiasi yang sama juga diberikan oleh Fatayat NU kepada jajaran Bawaslu, aparat TNI, Polri dan Kejaksaan yang terkoordinasi dalam Gakumdu.
“Ini hajat besar yang paling kompleks yang pertama kali barangkali yang diselenggarakan oleh bangsa Indonesia. Dan kita semua patut bersyukur pelaksanaannya aman, damai dan lancar. Kita harus berikan apresiasi besar pada mereka semua,” ujar Ketua Umum PP Fatayat NU, Anggia Ermarini dalam acara tasyakuran Hari Lahir (Lahir) ke-69 Fatayat NU di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Anggia menilai pelaksanaan pemilu sudah berjalan baik sesuai undang-undang dan peraturan yang ada. Evaluasi yang dimaksud tentu pada hal-hal yang dinilai banyak kekurangan saja bukan pada seluruh aspek.
“Misal penambahan jumlah tenaga KPPS sehingga tidak sampai kehabisan tenaga dan berakhir pada hal-hal yang tidak diinginkan. Kalaupun nanti ada sistem baru untuk pemilu berikutnya, saya yakin pasti masih ada saja pihak yang tidak setuju,” katanya.
Untuk itu, Fatayat NU melalui Gerakan Ronda Pemilu (GRP) sampai saat ini masih terus bekerja di lapangan untuk mengawal proses penghitungan suara.
Gerakan ini dimotori oleh kader-kader Fatayat NU untuk mengajak masyarakat datang ke TPS, menggunakan hak pilihnya sekaligus memantau penghitungan suara dan prosesnya di TPS masing-masing.
Fatayat NU juga berpesan pada siapa pun presiden yang nantinya terpilih agar semakin fokus pada permasalahan perempuan dan anak.
Dalam harlahnya kali ini, PP Fatayat NU mengundang berbagai tokoh lintas agama untuk secara khusus menegaskan kembali nilai-nilai perdamaian pasca Pemilu. Diantara yang hadir adalah WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia), KOWANI, Lajnah Imaillah Muslim Ahmadiyah, PGI dan Wanita Budhis Indonesia. (rnl)