Jakarta - Kondisi politik Indonesia beberapa bulan ini sangat tajam akibat dukungan politik yang terpolarisasi ke dalam dua calon presiden. Salah satu dampak yang masih tersisa di masyarakat adalah bertumbuhnya informasi yang bukan merupakan fakta, atau yang lebih dikenal dengan hoax. "Hoax ini sangat mengganggu dalam konteks pembentukan masyarakat madani" ujar Anita Wahid, Presidium Mafindo dalam sebuah seminar di Kampus UKI Cawang, Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut Anita Wahid, itulah salah satu tujuan hadirnya Mafindo di masyarakat. Untuk mengurangi penyebaran hoax ini, Mafindo tidak hanya melakukan aktivitas kampanye di level online, tapi juga di level offline. Karena targetnya adalah perubahan softskill warga masyarakat, yang membutuhkan proses yang cukup panjang.
Dalam kesempatan yang sama, Pakar Komunikasi Dr. Rulli Nasrullah, menyampaikan harapannya agar masyarakat senantiasa siap dengan format baru hoax yang akan muncul pasca pilpres. "Kita harus bersama-sama menyiapkan masyarakat kita agar selalu siap dengan format hoax baru, karena pasca pilpres sepertinya hoax ini masih akan terus berlanjut. Itu tugas kita semua" ungkap pria yang akrab disapa dengan Kang Arul ini.
Sementara dari sisi pemerintah, Kemenkominfo telah siap mengawal penyebaran hoax pasca pilpres dengan regulasi yang aktual. "Kami sebagai regulator akan selalu siap mengawal dengan UU ITE, yang akan terus mengalami update sesuai perkembangan teknologi terbaru" ujar Anthonius Malau, Kasubdit Pengendalian Konten Internet Kemenkominfo.