INDONEWS.ID

  • Senin, 10/06/2019 05:30 WIB
  • Revolusi Tarian Ibu Jari Yang Mengguncang Dunia

  • Oleh :
    • very
Revolusi Tarian Ibu Jari Yang Mengguncang Dunia
Rudi S Kamri, pengamat sosial politik. (Foto: Ist)

Oleh : Rudi S Kamri*)

Tahukah Anda bahwa setiap tanggal 10 Juni kita peringati sebagai HARI MEDIA SOSIAL ? Pencetus gagasan pencanangan hari media sosial sendiri dilakukan oleh sahabat dan teman seangkatan saya sesama alumni IPB, Handi Irawan CEO Frontier Consulting Group. Tujuan awal pencetusan hari media sosial adalah agar masyarakat Indonesia dapat secara bijak menggunakan media sosial serta meningkatkan kesadaran dan etika masyarakat dalam memainkan ibu jarinya di media sosial.

Baca juga : Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora

Harus kita akui hadirnya media sosial seperti BBM (alm), FB, IG, WA, WeChat, Facetime, Line, Telegram dll dalam kehidupan kita sehari-hari merupakan revolusi interaksi sosial yang paling hebat dalam sejarah peradaban sosial di dunia. Kehadiran media sosial tersebut benar-benar telah mengubah konstelasi interaksi sosial diantara umat manusia. Melalui media sosial kita dapat menemukan sahabat lama yang hilang ditelan waktu dan kita juga dapat mengenal dekat sahabat baru yang terkadang diantara mereka bisa menjadi sahabat hati.

Tarian ibu jari di media sosial bagi saya seperti pisau yang tajam. Kalau kita menggunakannya untuk tujuan kebaikan, pasti akan berdampak positif bagi pembacanya. Namun kalau kita menggunakan untuk tujuan dan niat negatif seperti ujaran kebencian atau HOAX  pasti pula akan seketika menimbulkan dampak negatif sosial yang luar binasa.

Baca juga : PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok

Dan dalam perkembangannya media sosial bukan hanya dipergunakan untuk menjalin relasi dan interaksi sosial semata. Di berbagai belahan dunia media sosial sudah digunakan sebagai alat politik kekuasaan untuk tujuan `social influencing` apapun. Dan ternyata efektivitas hasilnya jauh lebih ampuh dan lebih tajam mematikan dibandingkan dengan penggunaan senjata api. Media sosial juga bisa digunakan untuk memprovokasi massa untuk berbuat anarkis bahkan peristiwa genosida di Rohingya juga menjadi semakin parah karena diprovokasi oleh buzzer-buzzer otoritas pemerintah setempat. Namun sebaliknya media sosial juga yang mampu menggerakkan kepedulian sosial dunia terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar tersebut.

Media sosial juga sangat fenomenal digunakan oleh Presiden Barack Obama dalam kampanye kepresidenan periode kedua pada tahun 2012. Dan hasilnya sangat efektif membantu Obama memperoleh kemenangan atas Mitt Romney. Dan setelah itu media sosial sudah menjadi senjata andalan bagi kontestasi Pilpres di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Dan untuk Pilpres Indonesia tahun 2014 hingga tahun 2019 perang di media sosial berdampak kerusakan sosial yang luar biasa parah. Rakyat Indonesia terbelah karenanya. Ini yang sedang kita alami dan hadapi saat ini.

Baca juga : Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN

Jadi momentum Hari Media Sosial pada hari ini sangat relevan menjadi sarana bagi kita semua untuk merenung dan evaluasi diri bagaimana seharusnya kita secara bijak menggunakan media sosial. SARING SEBELUM SHARING adalah suatu keniscayaan yang seharusnya kita lakukan dalam berselancar di media sosial. Kita harus bersama sekuat tenaga untuk meminimalisir dampak negatif dari tarian ibu jari kita di media sosial. Kegemaran asal `share` tanpa ada filter `check n recheck` yang dilakukan oleh sebagian orang harus mulai dihindari.

Disamping itu mengagung-agungkan berita di media sosial seperti selayaknya kitab suci jangan kita lakukan lagi. Karena berbagai peristiwa yang mengguncang Indonesia seperti kasus Ratna Sarumpaet, hoax kedatangan TKA asal China, 7 kontainer kertas suara yang sudah dicoblos dan hoax yang menyangkut kerusuhan 22 Mei seperti polisi China dan penganiayaan oleh polisi terhadap para perusuh dan HOAX lain yang sengaja dibuat oleh kelompok penjahat kemanusiaan di Indonesia selalu menggunakan media sosial untuk mendistorsi kebenaran informasi. Dan anehnya berita-berita busuk tersebut dipercaya oleh kaum pekok berjamaah. Mengenaskan.

So, mari kita manfaatkan kemanjaan kemajuan teknologi media sosial untuk menebarkan nilai- nilai kebaikan kepada masyarakat luas dan kita manfaatkan media sosial untuk kegiatan produktif yang bisa membuat kita bahagia dan sejahtera. Dan kita gunakan anugerah tarian indah ibu jari kita untuk mengabarkan berita yang bermanfaat sekaligus untuk melawan kelakuan lancung para penjahat kemanusiaan yang mencoba merusak kedamaian peradaban sosial kita dengan menggunakan media sosial.

Mari mengguncang dunia dengan nilai-nilai kebaikan, kedamaian dan keberagaman yang harmonis melalui tarian indah ibu jari kita. Salam Jempol, kawan 👍👍

Salam SATU Indonesia

*) Rudi S Kamri, pengamat sosial politik, tinggal di Jakarta

Artikel Terkait
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas