INDONEWS.ID

  • Kamis, 20/06/2019 13:17 WIB
  • Saksi Prabowo Sebut Ada 1 Juta KTP Palsu Di Pilpres 2019, Mendagri : Itu Mustahil Terjadi

  • Oleh :
    • Ronald
Saksi Prabowo Sebut Ada 1 Juta KTP Palsu Di Pilpres 2019, Mendagri : Itu Mustahil Terjadi
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo

Jakarta, INDONEWS.ID - Tim IT dari BPN Prabowo - Sandiaga, Agus Maksum dihadirkan sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Rabu (19/6/2019). Di persidangan tersebut, yang bersangkutan menyebutkan ada sebanyak 1 juta KTP palsu yang digunakan untuk pelaksanaan Pilpres 2019.

Menanggapi hal itu, Menteri Dalam Negeri RI, Tjahjo Kumolo menilai, pemalsuan e-KTP sangat mustahil terjadi. Pasalnya, dia mengklaim Kemendagri terus berkoordinasi dengan KPU terkait data kependudukan.

Baca juga : Mendagri: Halalbihalal Idulfitri 2024 Jadi Momentum Penguatan Internal yang Lebih Solid

"Tetapi secara prinsip bahwa data kependudukan yang diserahkan Kemendagri, Dukcapil kepada KPU itu Desember 2017 yang di-update terus itu datanya clean and clearby name by address yang ada," ujar Tjahjo di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Tidak hanya itu, Mendagri juga menepis dengan tegas tudingan saksi Agus mengenai daftar pemilih tetap (DPT) invalid sebanyak 17,5 juta.

Baca juga : Kemendagri Imbau Pemprov Maluku Gali Potensi Lokal Guna Wujudkan Pembangunan Berbasis Inovasi

 

"DPT itu yang menyusun KPU. Tapi KPU koordinasi untuk mengerjakan datanya dengan Dukcapil nanti. Sehingga tidak ada satu orang sampai nyoblos dua kali di satu TPS apalagi merangkap di dua TPS kan enggak akan mungkin," tegas Tjahjo.

Baca juga : Mendagri Harap Idulfitri Jadi Momen Kebahagiaan dan Kedamaian Setelah Pelaksanaan Pemilu

Sebelumnya, tim IT dari BPN Prabowo - Sandiaga, Agus Maksum dihadirkan sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Rabu (19/6/2019). Dalam keterangannya ia menyebut jumlah DPT berubah-rubah.

Dalam kesaksiannya, Agus menyebut Daftar Pemilih Tetap (DPT) sekitar 190 juta pemilih. Namun tiba-tiba bertambah menjadi 197 juta ditambah DPT luar negeri.

"Jadi KPU bisa menambah sesuka-sukanya dan hanya dijelaskan melalui disclaimer," ucap Agus.

Tidak hanya itu, Agus juga menyebutkan bahwa ada jumlah KTP palsu yang jumlahnya mencapai 1 juta lebih. KTP palsu, kata dia diketahui dari kode nomor yang ada. Begitu juga ia menyebut ada KK palsu atau manipulatif, salah satunya di Bogor. (rnl)

Artikel Terkait
Mendagri: Halalbihalal Idulfitri 2024 Jadi Momentum Penguatan Internal yang Lebih Solid
Kemendagri Imbau Pemprov Maluku Gali Potensi Lokal Guna Wujudkan Pembangunan Berbasis Inovasi
Mendagri Harap Idulfitri Jadi Momen Kebahagiaan dan Kedamaian Setelah Pelaksanaan Pemilu
Artikel Terkini
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik, Menko Airlangga Berbincang Hangat dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas