Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohammad. (Foto: The Star Online)
Jakarta, INDONEWS.ID.ID -- Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohammad mengatakan rasa nasionalisme dalam diri seseorang harus diimbangi dengan pengertian dan pengetahuan tentang perdamaian. Jika tidak, maka rasa nasionalisme itu bisa mengarah pada tindakan ektrim atau agresif.
"Jangan sampai nasionalisme itu menjadi ekstrem, dimana nantinya dapat menyebabkan seseorang bersifat agresif terhadap satu sama lain. Ketika seseorang tumbuh di suatu negara dan mencintai negara tersebut, tentunya ia akan memiliki keinginan untuk dapat membela negaranya. Tetapi ketika tindakan membela negara tersebut bersifat agresif, maka nasionalisme dapat menjadi hal yang tidak baik," kata Mahathir dalam konferensi pers usai simposium internasional bertajuk “Peace Journalism and Conflict Resolution”, di Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Mahatir mengatakan, dirinya percaya bahwa nasionalisme dan rasa ingin membela negara merupakan rasa alamiah yang dapat dimiliki seseorang. Namun hal tersebut perlu dibingkai dengan nilai-nilai positif, terutama bagi generasi muda.
Untuk itu, dia menganjurkan agar sekolah memiliki mata pelajaran tentang perdamaian. "Jarang ada sekolah yang memiliki mata pelajaran mengenai perdamaian. Yang selama ini kita kenal, sekolah mengajarkan kita tentang sejarah, dan sejarah banyak melibatkan perang. Ketika image perang ini digambarkan sebagai sesuatu yang hebat, maka anak muda dapat tumbuh menjadi seseorang yang agresif," jelasnya.
Mahatir mengatakan, image perang yang mulia dalam pelajaran sejarah dapat memicu generasi muda untuk menggunakan cara perang ketika menyelesaikan masalah.
"Di sekolah-sekolah, kita diajarkan untuk memuliakan pahlawan dan peperangan di masa lampau, serta kehebatan dari negara kita sendiri. Dengan begitu, kita tumbuh dengan rasa nasionalisme, namun kita juga berfikir bahwa masalah dapat diselesaikan dengan perang," katanya.
Karena itu, Mahathir mengutarakan pentingnya mendidik generasi muda dengan nilai-nilai perdamaian, sebagai tambahan terhadap pendidikan bela negara.
Mahatir juga menekankan peran media dalam mengemban tugas untuk memberikan image asli dari peperangan dan perdamaian.
"Sebagai jurnalis, ini adalah profesi Anda dan Anda harus berusaha untuk mengilustrasikan secara riil mengenai hal yang baik dan hal yang buruk," pungkasnya. (Very)