INDONEWS.ID

  • Rabu, 04/09/2019 08:32 WIB
  • Pengembangan Industri Solar Panel JSky Energy

  • Oleh :
    • tirto prima putra
Pengembangan Industri Solar Panel JSky Energy

Jakarta, indonews.id - Saat ini energi menjadi salah satu sektor yang berkembang mengingat kebutuhan dan permintaannya meningkat. Perusahaan produsen solar panel yakni JSky Energy menjadi salah satu perusahaan energi yang tengah mengembangkan bisnisnya. Hal tersebut mengingat dengan adanya penambahan pabrik di Cisalak, Depok.

Perusahaan yang didirikan pada Tahun 2008 ini beralamat di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Pada tempat yang berseberangan dengan pabrik Mercedes Benz tersebut, JSky memiliki area total sekitar 3 ha. Dalam area tersebut beberapa kegiatan dilakukan sehari-hari oleh 300 karyawannya seperti produksi produk solar panel, kegiatan kantor, pengawasan produk solar panel JSky Energy di seluruh Indonesia dan sebagainya.

Baca juga : Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi

Dengan menambah area kegiatan yakni di Cisalak, Depok maka diharapkan produktivitas perusahaan ini meningkat. Terakhir perusahaan energi ramah lingkungan tersebut mampu menghasilkan memproduksi 100 mega watt solar cell dan 200 mega watt solar modul setiap tahunnya. Kebanyakan produk JSky Energy tersebut adalah permintaan pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Kanada. Nilai permintaan tahunan produk yang diterima JSky Energy sendiri sekitar Rp 220 milyar.

Area JSky Energy di Cisalak akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini. Adapun produk unggulan JSky Energy yang akan digenjot yakni J-Leaf dan J-Feather. Kedua produk yang telah dipatenkan di Jepang tersebut jauh lebih ringan ketimbang solar panel yang diciptakan pada umumnya atau hard panel.

Baca juga : Dorong Transisi Energi Berkelanjutan, Pemerintah Optimis Swasembada Energi Indonesia Segera Dicapai

Perbedaan berat produk hard panel dengan kedua produk unggulan tersebut dapat dikatakan sangat jauh. Ketika dalam ukuran 1m2 hard panel bebannya mencapai 14 kg, J-Leaf hanya 5 kg dan J-Feather hanya 3,7 kg. Dengan bobot ringan tersebut produk tersebut dapat ditempatkan lebih mudah ketimbang hard panel. Sebagai contoh untuk penggunaan di atap bangunan, dengan hard panel yang berat maka dibutuhkan konstruksi bangunan yang lebih kuat.

Kedua produk tersebut ringan karena tidak menggunakan frame atau bingkai seperti hard panel. Panel hanya bersandar pada kaca tempered setebal 2 mm (J-Feather) dan 3 mm (J-Leaf). Tanpa adanya bingkai besi dan dengan kaca tipis tentu sangat berkontribusi pada bobotnya yang ringan. Alhasil penggunaannya lebih fleksibel karena tidak membutuhkan sandaran yang kokoh.

Baca juga : Presiden Jokowi Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi, Percepatan Transisi Energi dan Transformasi Digital dalam KTT Khusus ASEAN-Australia

Adanya produk solar panel ringan sangat membantu masyarakat menggunakannya tanpa syarat memperkuat struktur bangunan. Dengan menggunakan solar panel maka bukan hanya dapat berhemat tagihan listrik namun juga berkontribusi bagi lingkungan. JSky Energy menawarkan garansi 10 tahun dan meyakini produknya dapat bertahan selama 20 tahun.

Artikel Terkait
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Dorong Transisi Energi Berkelanjutan, Pemerintah Optimis Swasembada Energi Indonesia Segera Dicapai
Presiden Jokowi Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi, Percepatan Transisi Energi dan Transformasi Digital dalam KTT Khusus ASEAN-Australia
Artikel Terkini
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
The International Awards 2024, Pj Bupati Maybrat Dapat Penghargaan dari Seven Media Asia
Pj Sekretaris Daerah kabupaten Maybrat Turut Kunjungi Kampung Ayata dan Aisa
Gunungapi Ibu AWAS, Desa Sangaji Nyeku Diminta Dikosongkan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas