INDONEWS.ID

  • Senin, 23/09/2019 09:59 WIB
  • Soal Langit Merah di Jambi, BMKG: Itu Fenomena Hamburan Mie atau Mie Scattering

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Soal Langit Merah di Jambi, BMKG: Itu Fenomena Hamburan Mie atau Mie Scattering
Suasana saat langit terlihat merah di i Desa Puding, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (21/9/2019). (Foto: iNews/Muammar Syarbani)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kabar terkait fenomena langit berwarna merah di Jambi diduga akibat dari kebekaran hutan dan lahan yang hingga kini belum bisa diatasi. Sementara sebaran titik panas bertamabh.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menjelaskan penyebab langit merah yang terjadi beberapa waktu lalu di Muaro Jambi, Provinsi Jambi, yang ternyata karena adanya fenomena hamburan mie atau mie scattering.

Baca juga : BMKG: Dua Gempa Beruntun Terjadi dari Perairan Selatan Laut Jawa

Dalam unggahan di laman resmi Instagram BMKG (@infoBMKG) pada Minggu, 22 September 2019, dijelaskan, secara teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar tampak, langit berwarna merah tersebut karena adanya hamburan sinar matahari oleh partikel yang mengapung di udara yang berukuran kecil yang dinamai aerosol.

Hamburan aerosol di atmosfer yang memiliki ukuran diameter sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak matahari yang berukuran 0,7 mikrometer itulah yang menyebabkan langit di Muaro Jambi terlihat merah.

Baca juga : BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

Berdasarkan data BMKG, konsenterasi debu partikulat polutan berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer sangat tinggi di sekitar Jambi, Palembang dan Pekanbaru. Tetapi hanya langit di Muaro Jambi yang berubah merah, yang menandakan polutan di sana dominan berukuran 0,7 mikrometer atau lebih dengan konsentrasi sangat tinggi.

Selain itu, BMKG menyebut selain konsentrasi tinggi sebaran partikel juga luas untuk dapat membuat langit menjadi berwarna merah seperti yang terjadi pada Sabtu (21/9).

Baca juga : Modifikasi Cuaca, Strategi BMKG Minimalisir Cuaca Ekstrem Selama Lebaran

Berdasarkan laporan dari posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada pukul 18.00 WIB, Sabtu (21/9), terdapat 56 titik panas terdeteksi citra satelit TERRA AQUA (yang dianalisa oleh NASA) di Muaro Jambi, dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen.

Sedangkan hasil analisis LAPAN dari citra satelit TERRA AQUA diketahui terdapat 75 titik panas di Muaro Jambi, dengan tingkat kepercayaan antara 30 sampai lebih kecil sama dengan 79 persen.

Hingga Sabtu (21/9), menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles Brotestes Panjaitan, satu provinsi yang menetapkan status Tanggap Darurat Bencana akibat Kebakaran Hutan dan Lahan yakni Kalimantan Tengah, pada 17-30 September 2019.

Sedangkan enam provinsi lainnya, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, pemerintah menetapkan status Kedaruratan Bencana Akibat Karhutla, yang ada di antaranya berakhir pada 20 Oktober dan 31 Oktober 2019.*(Rikardo)

Artikel Terkait
BMKG: Dua Gempa Beruntun Terjadi dari Perairan Selatan Laut Jawa
BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
Modifikasi Cuaca, Strategi BMKG Minimalisir Cuaca Ekstrem Selama Lebaran
Artikel Terkini
Exchange Insight dan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Kunjungan Tridarma Politeknik STIA LAN Jakarta ke Brasil
Lepas Kafilah ke MTQ Korpri Nasional 2024, Kemendagri: Jaga Nama Baik Instansi dan Junjung Sportivitas
Forum COP16 CBD Sepakati Pembentukan Badan Permanen Masyarakat Adat
Retno Marsudi Mulai Bertugas November, Ini Lima Isu Terkait Air
Terima Menteri Maruarar, Menteri PANRB: Kami Dukung Penguatan Organisasi Kementerian PKP
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id