INDONEWS.ID

  • Kamis, 21/11/2019 12:30 WIB
  • Presiden Ajak Pelaku Industri Tambang Lakukan Hilirisasi

  • Oleh :
    • very
Presiden Ajak Pelaku Industri Tambang Lakukan Hilirisasi
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Indonesian Mining Association Award di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 20 November 2019. (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Presiden Joko Widodo mengajak para pelaku industri tambang untuk melakukan hilirisasi produk pertambangannya. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri acara Indonesian Mining Association Award di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 20 November 2019.

Ajakan Presiden Jokowi tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Presiden, berdasarkan perbincangannya dengan sejumlah pimpinan organisasi internasional, dunia kini sudah menuju kepada era energi yang ramah lingkungan.

Baca juga : Presiden Jokowi Resmikan Inpres Jalan Daerah Sepanjang 165 km pada 15 Kabupaten/Kota di Sultra

"Dunia sudah menuju kepada energi yang ramah lingkungan. Semuanya harus mulai siap-siap dan hati-hati," katanya seperti dikutip dari siaran Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

Selain itu, dengan hilirisasi industri tambang, diharapkan akan membantu pemerintah mengatasi defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan yang sudah berlangsung lama. Meskipun ekspor dari industri pertambangan sendiri, menurut Kepala Negara, memberikan kontribusi yang besar kepada neraca perdagangan Indonesia.

Baca juga : Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa

"Oleh sebab itu saya mengajak kita semuanya untuk memulai, memproses, barang-barang tambang kita ini menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga negara kita memiliki nilai tambah dan memiliki multiplier effect yang besar ke mana-mana termasuk tentu saja dalam penciptaan lapangan kerja yang itu dibutuhkan oleh masyarakat," jelasnya.

Berdasarkan hitung-hitungan Presiden, jika semua pelaku industri tambang menuju pada hilirisasi dengan mengekspor barang setengah jadi maupun bahan jadi, Presiden meyakini masalah dua defisit tadi bisa diselesaikan dalam kurun waktu tiga tahun.

Baca juga : Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY

"Itu hanya satu, kita baru berbicara satu komoditas yang namanya nikel. Belum berbicara masalah timah, batu bara, copper. Banyak sekali yang bisa kita lakukan dari sana karena dari situlah akan muncul nilai tambah," lanjutnya.

Sampai tahun 2017,  Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengamanatkan soal hilirisasi industri. Meskipun kini ada relaksasi menjadi tahun 2022, Presiden kembali mengajak pelaku industri tambang untuk bersiap diri.

"Kalau memang perlu bergabung, bergabunglah. Kalau ada masalah yang berkaitan dengan pendanaan untuk menyelesaikan ya marilah kita bicara," ujarnya.

Bukan hanya nikel, produk tambang lain juga berpotensi untuk menghasilkan produk turunan yang banyak dan bernilai tambah jika dilakukan hilirisasi. Misalnya tembaga yang turunannya bisa sampai 15 kali lipat nilainya atau asam sulfat sebagai turunan nikel yang dapat dipakai sebagai campuran untuk membuat baterai lithium.

"Sehingga desain strategi besar bisnis negara dalam jangka ke depan yang kita ingin membangun mobil listrik di negara kita ini betul-betul bisa kita capai karena kuncinya ada di baterai," paparnya.

Menurut Kepala Negara, Indonesia memiliki 70 persen bahan-bahan untuk membuat baterai lithium. Sehingga menurutnya, akan sangat keliru jika barang-barang tersebut diekspor dalam bentuk mentah.

"Sehingga akhirnya transformasi besar ekonomi di Indonesia ini betul-betul bisa berubah, dimulai dari dunia pertambangan. Ada betul-betul transformasi besar ekonomi yang ada di negara kita," tandasnya.

Untuk diketahui, acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Pertambangan Indonesia, asosiasi perusahaan tambang tertua di Indonesia yang terbentuk sejak 1975. Asosiasi ini beranggotakan perusahaan pemegang Kontrak Karya (KK), pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), dan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang telah berkontribusi sebesar 60% dari PDB (Produk Domestik Bruto) sektor pertambangan.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi menerima penghargaan tertinggi bidang pertambangan yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Indonesia Ido Hutabarat. Penghargaan tersebut diberikan atas kepedulian dan keberpihakan Presiden Jokowi terhadap dunia industri tambang.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Indonesia Ido Hutabarat. (Very)

 

 

Artikel Terkait
Presiden Jokowi Resmikan Inpres Jalan Daerah Sepanjang 165 km pada 15 Kabupaten/Kota di Sultra
Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa
Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas