INDONEWS.ID

  • Jum'at, 07/02/2020 11:15 WIB
  • Rizal Bawazier, Warisi Semangat "Raden Aria Wangsakara" Membangun Tangsel

  • Oleh :
    • very
Rizal Bawazier, Warisi Semangat "Raden Aria Wangsakara" Membangun Tangsel
Bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan, Rizal Bawazier. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan kali ini cukup diminati. Itu karena para bakal calon yang akan bertarung semuanya orang baru, artinya tidak ada calon incumbent. Hal itu karena calon incumbent yaitu Airin Rachmi Diany tidak lagi maju karena sudah dua kali terpilih dalam Pilkada Wali Kota Tangsel.

Sebut saja yang namanya sudah disebut-sebut bakal meramaikan Pilkada Tangsel yaitu Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Sekda Tangsel Muhamad. Selain itu ada putri Wakil Presiden Maruf Amin, Siti Nur Azizah, mantan pesaing Airin dalam pilkada sebelumnya, Arsid, anak Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Pilar Saga Ichsan dan Lurah Cipayung, Ciputat, Tommy Patria Edwardy. Mereka merupakan putra dan putri asali dari Tangerang Selatan.

Baca juga : Kerusakan Lingkungan, `Macan Borneo` Caleg Golkar Siap Lawan Oligarki

Satu lagi yang muncul belakangan yaitu Rizal Bawazier. Dia tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para bakal calon lain. Betapa tidak, selain merupakan pengusaha sukses - CEO RB Group - dia juga adalah putera asali dari Tangsel, yakni dari Lengkong Kyai Tangerang. Dan tentunya dia masih memiliki segudang keunggulan lainnya.

Nenek Rizal Bawazier, Siti Aminah adalah putri asli Lengkong Kyai Kabupaten Tangerang. “Nenek saya adalah orang sana asli. Beliau lahir sekitar tahun 1930 di Lengkong Kyai. Karena itulah ketika keluarga saya merantau dan merintis usaha di Jakarta, setiap lebaran kita selalu pulang ke Lengkong Kyai. Waktu itu kita masih naik gethek (rakit bambu) untuk nyebrang sungai Cisadane,” kenang Rizal suatu ketika.

Baca juga : Presiden Jokowi Minta DPR Percepat Pembahasan RUU PPRT

Karena itulah, dia tidak tinggal di “menara gading” ketika kesuksesan berhasil diraihnya. Dia malah mau turun untuk membantu masyarakatnya di Tangerang Selatan.  

Pria berjuluk “Bapaknya Anak Yatim” itu memang dikenal sebagai pengusaha muda sukses dari Jakarta. Tapi Rizal Bawazier bukan petualang politik yang sedang mencoba peruntungan. Dia datang untuk mengabdikan diri pada tanah kelahiran leluhurnya.

Baca juga : Momen Kaesang-Erina Kirab Menuju Pura Mangkunegaran

Predikat sebagai keturunan Lengkong Kyai membuat Rizal Bawazier patut bangga. Pasalnya desa tersebut sangat kuat dengan nuansa agamis, layaknya sebagai sebuah kota santri.

Pria muda berusia 48 tahun itu mengisahkan bahwa tanah leluhurnya tersebut juga punya cerita heroik tentang tokoh kyai besar penyebar agama Islam, yaitu Raden Aria Wangsakara.

Raden Aria Wasangkara merantau ke wilayah Tangerang karena tak sepaham dengan saudaranya yang berpihak kepada penjajah Belanda. Dalam pengembaraan Aria Wangsakara memilih tinggal di tepian Kali Cisadane dan mengajarkan agama Islam dengan cara mendirikan pesantren dan mesjid.

Selain sebagai ulama, Arya Wangsakara juga ikut aktif berjuang melawan VOC atau penjajah Belanda. Konon semangat inilah yang membuat masyarakat Lengkong memiliki jiwa nasionalis dan patriotisme yang tinggi. Terbukti semangat melawan penjajah dari Aria Wangsakara tersebut, diteruskan masyarakat setempat pada masa penjajahan Jepang.

Semangat patriotisme masyarakat Lengkong semakin diperkuat dengan adanya peristiwa pertempuran Lengkong yang memunculkan pahlawan-pahlawan nasional yang ternama seperti Mayor Daan Mogot, yang kini namanya dijadikan nama jalan yang membentang dari Grogol, Jakarta Barat, hingga Kota Tangerang.

Harus diakui, peristiwa heroik putra-putri bangsa pada pertempuran Lengkong tersebut sangat luar biasa. Bagaimana tidak, pada peristiwa tersebut gugur sebanyak 34 prajurit taruna muda dan 3 perwira Tentara Republik Indonesia. Apalagi mereka tewas di usia muda, pada usia 16-24 tahun. Selain itu, ada sebagian prajurit yang luka berat dan sebagian lain yang tidak dapat melarikan diri ditawan Jepang.

Karena itulah untuk mengenang peristiwa yang terjadi sekitar 70 tahun lampau, pada hari Jumat, 25 Januari 1946 tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk Monumen Palagan Lengkong yang dibangun pada pada 26 januari 1967 di Jalan Bukit Golf Utara, BSD City Tangerang.

Mewarisi darah keberanian para pemuda pejuang lengkong inilah Rizal Bawazier merasa terpanggil untuk turut berjuang. Dia berupaya membaktikan dirinya bagi kemajuan daerah itu.

“Konon semangat inilah yang membuat masyarakat Lengkong memiliki jiwa nasionalis dan patriotisme yang tinggi,” ujarnya.

Beragam jurus telah disiapkan untuk bisa membuat warga Tangsel semakin sejahtera.

Mengusung slogan “Tangsel Maju dan Berubah”, Rizal Bawazier akan mengubah Kota Tangsel yang dianggap sebatas “kota transit” menjadi kota tujuan wisata.

Dia juga sudah menyiapkan konsep “10 M” untuk perubahan dan kemajuan di Tangsel. “Saya berharap bisa mendapatkan kepercayaan warga Tangsel untuk mewujudkan harapan perubahan dan kemajuan bagi semua masyarakat,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Kerusakan Lingkungan, `Macan Borneo` Caleg Golkar Siap Lawan Oligarki
Presiden Jokowi Minta DPR Percepat Pembahasan RUU PPRT
Momen Kaesang-Erina Kirab Menuju Pura Mangkunegaran
Artikel Terkini
Menteri AHY Serahkan Sertipikat TORA, Kesetiaan Masyarakat Eks Timor Timur Terbayar Lunas
Pilkada Bebas Ambisi Pribadi
Usai Sidang Kabinet di IKN, Menteri Anas Tinjau dan Pastikan Kesiapan Hunian ASN
Percepat Integrasi Data Inovasi, Kementerian PANRB Lakukan Pemutakhiran Data JIPPNas
Sambut Kunjungan Komisi V DPR RI dan Kapolri, Menteri Basuki Perkenalkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id